Kemarin anakku bertanya " Bu, kata teman-temanku pak Jokowi akan datang ke Blora hari Sabtu ya..?" Aku jawab dengan enteng " Masa sih...? kok ibu gak dengar berita ya..!" Dalam hati saya juga bertanya-tanya, pak Presiden datang ke Blora mau ngapain ya...? Saya juga bartanya lagi dalam hati, kok anakku lebih cepat nangkap berita daripada simboknya, atau jangan-jangan simboknya yang kuper..?
Dan pagi ini (Jum'at, 6/3/15) ketika tiba di kantor, temanku bilang bahwa Pak Presiden Jokowi akan mengadakan kunjungan kerja di Kabupaten Blora. Lho...bener khan, berarti saya yang memang benar-benar kuper. Selalu ketinggalan berita. Inilah akibat kalau jarang baca atau nulis di Kompasiana.
Seperti yang dilansir infoblora.com Presiden dijadwalkan bakal melakukan panen jagung di lahan hutan di petak 18 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ngodo, Bagian kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngliron, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung. Selain panen jagung Presiden juga direncanakan akan meninjau lahan tanaman padi sistem pertanian terpadu ( Integrated Farming System) di petak 66 a Desa Ngliron Kecamatan Randublatung Blora.
Namanya juga wong cilik, begitu mendengar Pak Presiden akan berkunjung ke Blora, wuihh...girangnya melebihi dapat undian arisan..! Bagaimana tidak, saya lahir di sebuah desa yang dikelilingi hutan Jati, yang sekarang nyaris punah akibat penjarahan hutan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Ya...desa itu bernama Desa Ngliron, tanah tumpah darahku.
Desa yang jauh dari keramaian kota, kala itu. Hampir sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari hutan. Mengambil kayu bakar (rencek), daun jati untuk dijual ke pasar. Jika awal musim hujan tiba, biasanya dulu saya bersama teman sekolah pergi ke hutan mencari ungker (kepompong) ulat jati untuk dijadikan lauk. Meskipun saya tidak doyan ungker, tetapi saya sangat menyukai kegiatan ini. Tidak hanya ungker dan kayu bakar saja yang bisa diambil dari hutan. Jika musim penghujan tiba biasanya masyarakat sekitar hutan berbondong-bondong pergi ke hutan untuk mengambil tanaman kunci atau temu yang baru tumbuh batangnya untuk dijadikan sayur dan selebihnya dijual.
Demikian gambaran sedikit tentang masyarakat Desa Ngliron, yang besok pagi (Sabtu, 7/3/15) akan dikunjungi Pak Presiden. Seperti ada gejolak rasa yang menyeruak keluar, ketika mendengar kampung halamanku akan didatangi seorang Jokowi. Rasa seneng, bangga, haru atau malu..? Saya tidak tahu pasti..! yang jelas rasanya saya pengin segera lari pulang ke kampung halaman untuk melihat hiruk-pikuknya warga sekitar menyiapkan penyambutan kedatangan Bapak Presiden. Tetapi apa daya, saya harus menunggu hingga pukul 16.30 WIB untuk bisa keluar dari kantor. Walaupun di kantor juga nyambi nutul huruf-huruf he..he..
Saya hanya bisa berandai-andai...bisa gak ya foto selfie bareng pak Jokowi..? Jangankan foto selfie, berjabat tanganpun sepertinya tidak bisa kuraih kesempatan itu hiks..hiks sedih....Gegara saya dapat kebagian jatah ngunduh pertemuan Aisyiah di rumah. Padahal saya bakal memamerkan foto selfie dengan Jokowi, duh...kapan lagi dapat kesempatan emas seperti itu..?
Seandainya...
Saya bisa bertemu dan ngobrol langsung dengan Pak Jokowi saya akan wadul (laporan) bahwa jalan-jalan di Blora, khususnya sepanjang jalan Blora-Purwodadi membuat mabuk pemakai jalan. Belum lagi masalah harga beras yang semakin melangit dan juga harga gas Elpiji, pripun niki pak...?
Seandainya...
Pak Jokowi bersedia mampir sejenak di rumahku, akan kusediakan wedang secang dan tahu isi mercon buatanku sendiri. Biar semangatku dan semangat beliau menjadi satu dan meledak dan membakar hati seluruh petinggi yang ada di Blora. Agar lebih matang lagi dalam merencanakan pembangunan di kota kecilku, khususnya pembangunan pemberdayaan perempuan . Karena saya punya mimpi, semua perempuan yang ada di Desa Ngliron bisa mandiri, kreatif, inovatif dan tidak terus bergantung kepada hutan yang nyaris hilang.
Seandainya...