Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Cincin Tidak Lagi Terpasang di Jari Tangan

16 Oktober 2014   05:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita mana sih yang tidak bahagia bila mendapat hadiah dari yang terkasih..? Apalagi jika hadiahnya berupa cincin emas . Wuah.., bisa jingkrak-jingkrak kegirangan pastinya.

Saya, meskipun  sebagai seorang wanita, tidak mau dipakaikan cincin, walaupun berupa emas dan bertabur berlian sekalipun. Andapun, pria atau wanita, pasti setuju dengan pendapat saya. Lho...?

Ring, atau dalam bahasa kita biasa disebut sebagai cincin. Dari jaman dahulu sampai sekarang,  lazimnya dipakai di jari tangan. Seandainya ada yang melihat cincin di bagian tubuh lain, itu memang tidak lazim.

Pernah suatu ketika saya melihat remaja wanita yang memakai cincin di jari kaki. Saya hanya merasa aneh saja melihatnya. Mungkin ketika akan memakainya di jari tangan, ukuran cincin tersebut tidak ada yang pas pada jari tangan manapun. Jadi, terpaksa dipakai di jari kaki.

Meskipun di kaki, cincin tersebut masih melingkar di jari, okelah... Yang lebih tidak lazim lagi jika cincin dipasang di tubuh bagian dalam. Di dalam pembuluh darah..! Apalagi pembuluh darah yang ada di sekitar jantung. Hiiii...! betapa ngerinya...! Inilah alasan saya kenapa tidak mau diberi hadiah cincin. Ya..., jaman sudah serba canggih. Penyakit jaman sekarangpun rupa-rupanya ikut "canggih" pula. Dunia kedokteran juga mengikuti kecanggihan penyakit yang ada. Pemasangan ring atau dalam istilah medis disebut stent dilakukan jika pembuluh darah artery yang ada pada jantung mengalami penyempitan. Pembuluh darah inilah yang merupakan saluran , dimana darah yang kaya akan oksigen dialirkan menuju pembuluh darah jantung demi kelangsungan hidup jantung itu sendiri. Pembuluh darah ini disebut dengan artery coroner. Jika pembuluh darah ini menyempit atau bahkan tersumbat, maka kematian tidak akan terhindarkan. Inilah yang biasa kita kenal istilah penyakit jantung koroner.

Penyebab sumbatan

Pembuluh darah arteri bisa mengalami penyempitan atau sumbatan jika terdapat plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Plak ini disebabkan oleh adanya lemak, kolesterol, kalsium atau zat lain yang terkandung di dalam darah. Plak ini jika dibiarkan maka akan semakin menebal. Akibatnya aliran darah menjadi tidak lancar. Plak bisa juga terjadi pada penderita diabetes dan perokok.

Bagaimana cara mengetahui sumbatan?

Sumbatan pada pembuluh darah arteri koroner hanya bisa dipastikan dengan tindakan pemasangan kateter pada jantung. Yaitu memasukkan semacam selang kecil melalui pembuluh darah tangan atau di pangkal. paha. Selang tersebut pada akhirnya sampai ke jantung. Kemudian dimasukkan "zat pewarna" kedalam pembuluh darah jantung. Selama proses pemasangan kateter sampai hasil dari "penyemprotan" zat pewarna tersebut  terekam dan dapat dilihat melalui  layar monitor. Sehingga bisa terdeteksi daerah arteri mana yang menyempit atau tersumbat dan seberapa parah  penyempitan yang terjadi. Jadi, kateterisasi jantung ini bukan suatu bentuk pengobatan. Melainkan merupakan jenis pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa. Agar terhindar dari pemasangan ring Kunci utamanya adalah pola hidup sehat. Apapun yang membuat kita berperilaku hidup tidak sehat usahakan sebisa mungkin dihindari. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, kolesterol dan tinggi gula.  Sebaliknya, banyaklah makan sayur-sayuran, buah dan banyak minum air putih, minimal 8 gelas setiap hari. Demikian juga merokok, hentikan sekarang juga..! Berolahragalah secara teratur dan segera periksa ke layanan kesehatan terdekat jika anda merasakan gejala yang tidak wajar pada tubuh anda. Semoga bermanfaat, salam sehat... Sumber:

http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/stents/used.html

http://www.dreamstime.com/illustration/catheterization.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun