27 Agustus 2006, saya pergi dari Ambon menuju Jakarta untuk sebuah urusan. Beberapa minggu sebelumnya memang saya banyak menghabiskan waktu saya untuk begadang demi pekerjaan ini. Lumayan melelahkan, tapi tetap harus saya kerjakan. Berangkat dari rumah pukul 04.00 WIT untuk mengejar pesawat pagi, membuat saya begitu lelah. Apalagi malam itu saya hampir tidak memejamkan mata, dan bahkan harus berangkat dengan perut kosong.
Singkat cerita, setelah urusan saya selesai di Jakarta, sore itu pukul 18.00 WIB saya tiba di Statiun Gambir untuk melanjutkan perjalanan saya menuju Yogyakarta. Rencananya saya akan tinggal di Yogyakarta selama 2 minggu untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Rasa lapar yang sangat memaksa saya untuk segera mencari tempat makan. Dan tibalah saya di sebuah rumah makan di dalam stasiun Gambir. Tentu saja setelah saya membeli tiket, tiket dengan tujuan Yogyakarta menggunakan KA Taksaka. Diawali teh hangat, maka aktivitas makan saya yang pertama untuk hari itu saya mulai. Selesai menyantap makanan, ada perasaan lega, tapi belum puas rasanya kalau tidak ditemani Djarum Super, teman setia dalam perjalanan.
Kurang lebih pukul 20.00 WIB, KA Taksaka mulai memasuki Stasiun Gambir. Setelah memposisikan diri pada tempat duduk yang sesuai dengan yang tertera di tiket, saya mulai merebahkan diri. Polah tingkah Mr. Bean yang kocak dan lucu di Layar Monitor di dalam gerbong seakan tak mampu membangkitkan gairah saya untuk menonton dan membuka mata. Rasa kantuk yang luar biasa rupanya sudah menguasai dan melumpuhkan saya….dan tak berapa lama sayapun sudah berada di alam mimpi….maaf…waktu itu saya tidak ingat mimpi apa.
Menjelang beberapa menit KA akan berhenti di Stasiun Tugu, barulah saya tersadar. Kesadaran total mulai muncul setelah KA benar-benar tiba di tujuan. Alangkah terkejutnya, ternyata Laptop yang saya bawa dan saya letakkan di dekat kaki saya ternyata telah raib, dan maaf ini bukan mimpi. Ini kenyataan!
Toshiba Satelite M Series yang bahkan umurnya belum sampai 3 bulan itu raib !, lucunya tasnya masih ada di tempat semula saya letakkan. Hanya isinya saja yang sudah tidak ada. Perasaan bingung, marah dan terkejut bercampur menjadi satu. Akhirnya saya bergegas menuju Polisi Stasiun untuk melaporkan kejadian ini.
Dari polisi stasiun yang bertugas subuh itu, saya bahkan mendapatkan keterangan bahwa kasus pencurian laptop di kereta api memang sering terjadi. Bahkan dalam satu minggu itu saja sudah beberapa laporan yang masuk. Kok bisa ya, di Kereta Api Eksekutif seperti Taksaka, yang bahkan selama perjalanan disertai petugas pengawal Kereta, bisa terjadi kasus pencurian. Dan menurut saya pencuri ini menjalankan aksinya dengan begitu rapi dan terencana. Mereka seakan bisa mengetahui mana calon korban dan kapan calon korban lengah.Saya akui memang pada saat itu saya begitu lengah. Kelelahan dan rasa kantuk tidak dapat saya lawan, sehingga seperti membius saya.
Untungnya, tak sampai 2 minggu, saya kemudian mendapatkan sebuah Laptop baru, Acer Travelmate yang saat ini saya digunakan untuk menulis artikel ini.
Untuk teman-teman pembaca, saya punya beberapa tips yang mungkin berguna untuk mencegah pengalaman buruk saya ini menimpa anda.
- Jika anda membawa barang berharga seperti laptop, jangan menggunakan tas asli bawaan laptop tersebut, tetapi gunakanlah tas ransel, sehingga orang tidak mengira bahwa isi tas anda adalah laptop.
- Jangan meletakkan laptop anda atau barang berharga lainnya di dalam kabin, tetapi usahakanlah agar anda tetap memegang atau bahkan memeluk barang anda tersebut jika anda memang berencana untuk tidur.
- Bawalah laptop atau barang berharga anda, pada saat anda ke kamar kecil.
- Jangan mudah percaya kepada orang yang baru anda kenal, apalagi sampai menitipkan barang bawaan anda kepada orang tersebut.
Semoga tips ini bisa bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H