Mohon tunggu...
Am Arhat
Am Arhat Mohon Tunggu... Editor - Penikmat Buku

Penikmat kopi, politik dan buku.. sulawesi24.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Terbelah antar Anies dan Agus

8 Oktober 2016   15:59 Diperbarui: 9 Oktober 2016   05:36 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duet Anies dan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur DKI Jakarta diusung oleh PKS dan Gerindra memunculkan kejutan sekaligus kekecewaan pada publik. Kejutan karena nama Anies dimunculkan di akir masa pendaftaran, sementara nama lama macam Yusril yang telah melakukan sosialisasi, membentukan posko dan jaringan jauh sebelum masa pendaftaran. Bahkan Yusril menjadi saksi ahli melawan ahok dalam persidangan MK terkait cuti petahana tersingkir dari bursa kandidat

Sementara kemunculan Anies membuka lembaran terkait tuduhan mantan rector Paramadina itu pada Prabowo sebagai gembong mafia, lontaran kalimat Jubir Jokowi saat Pilpres itu memang sangat bombastis. Bergabungnya Anies dengan kubu gerindra-PKS sebagai sisa-sisa koalisi KMP membuka lembaran baru bahwa Prabowo mampu berjiwa besa, tentunya ini adalah realitas politik yg membutuhkan kelenturan.

Meski manntan Danjen Kopasus itu telah memafkan Anies, tapi masih banyak menyesalkan keputusan tersebut, rekomendasi pengusung risalah istiqlal menghendaki Yusril-Sandiaga membuat banyak kalangan tak puas. Persoalan yang tak kalah alot, banyak kader  PKS (non structural) belum bisa menerima Anies sebagai calon dari parta da’wah itu. Masih melekat kuat diingatan banyak kader sosok Anies sebagai tokoh liberal dan tidak memiliki komitmen keislaman.

Meski isu sensitive terkait masa lalu Anies telah diklarifikasi petinggi partai lewat syuro Habib Salim, beberapa hari setelah pendaftaran ulama penggagas risalah istiqlal datang memberi tausiah dan minta klarifikasi. Namun, beberapa hari pasca klarifikasi alim ulama, penggagas Indonesia mengajar itu kembali melontarkan pernyataan di media massa “jangan lihat agamanya tapi liat programnya”. Mungkin maksud Anies ingin menggaet suara non muslim, tapi alih-alih ingin melebarkan sayap suara, oleh banyak kalangan ditafsir sebagai pemikiran yang tidak menghargai ijtima ulama risalah Istiqlal.

Di kelompok Indonesia Tanpa Jil (ITJ), organisasi digagas oleh kader muda PKS yang merangkum anak muda dari berbgai latar organisasi, organisasi ini ditujukan untuk membendung anasir liberal Islam. Aktivis ITJ pernah mengecam keras anies terkait penghapusan doa dalam kelas. Beberapa aktivis ITJ terpecah menyikapi dukungan partai da’wah tersebut.  Sangat mudah melihat fenomena beralihnya dukungan sebagaian kader dan simpatisan PKS pada Agus Yudhoyono di sosial media, terbukti polling diberbagai sosial media menempatkan Agus-Sylvi diurutan atas. Kemana cyber army PKS yang dikenal garang itu.

Keluarnya Jonru dari timses pasangan Anies-Sandi menandakan keretakan setelah gembong anti PKS dan Gerindra diakomodasi oleh Anies seperti Pandji cs, bahkan sekarang Pandji menjadi Jubir pasangan tersebut. Sisa pendukung Fahri Hamzah macam portal piyungan lebih memilih mempromosikan anak SBY. Entah, apakah dengan memasukkan Padji sebagai jubir memberi pengaruh electoral pada pasangan bertagline membangu tanpa menyakiti

Apakah tulisan ini sekedar asumsi?? tentu tidak, dari berbagai hasil survey yang penulis lihat, dukungan pemilih PKS baik kader dan simpatisan tidak solid mengikuti instruksi partai. Tidak mengejutkan jika survey Agus sebelum pendaftaran di KPU dibawah angka 10 persen, sangat mengejutkan dalam survey LSI perbedaan Agus-sylvi dan Anies-Sandi hanya terpaut dua persen, 21 versus 19. Artinya perbedaan keduan dalam margin error +-4%, Jika head to head tampa pasangan, Agus unggul 23 persen dibanding Anies Baswedan 22 persen. Dari mana tsunami suara Agus, tentunya dari limpahan suara PKS dan Gerindra dan suara ummat Islam yang kecewa dengan keputusan dua partai oposisi itu yg menghendaki Yusril

Adahal menarik dari pemilih salafy yang bisa dipotret dari berbagai situs berita yang berafiliasi dan sosmed bahwa kelompok ini lebih sreg bergabung dengan Agus bersih dari masa lalu, Pandagan mereka memilih yang lebih kecil mudharatnya.

jika melihat kecendrungan pemilih yang belum menentukan pilihan dan pemilih pemula, ditambah dukungan suara yang kecewa dengan pilihan Prabowo dan shohibul imam, suara Agus-Sylvi tak terlekkan bisa melampaui Anies dan Ahok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun