Mohon tunggu...
Nodya Purwosunarto
Nodya Purwosunarto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

#ordinary human.. #mari berkawan :).. #sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain #"kasih ibu" "tak terhingga sepanjang masa...hanya memberi, tak harap kembali...bagai Sang Surya menyinari dunia..." #terima kasih ya Allah atas semua karunia-Mu (kesehatan, keselamatan, kasih sayang, dan lain-lain) ... kunjungi blog saya di hestunodya.blogspot.co.id indahmurahmudah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berlibur ke “Tanah Rendah Payau”: Mengasyikan, Mengesankan, dan Menambah Wawasan!

26 Juni 2013   20:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:23 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1372412429654691528

Tanah Rendah Payau? Hmm. Kemungkinan besar, kalian pasti bertanya-tanya: Dimana sih itu? Baru denger

Tapi… Kalau Ancol tahu, kan? Yap, siapa yang nggak tahu Ancol? Minimal, pasti pernah mendengar atau membaca karena ada iklannya di televisi, koran, serta internet. Bahkan, sering dibicarakan dari mulut ke mulut. Namun, bila ada yang belum tahu, aku paparkan sedikit, ya.

Ancol artinya tanah rendah berpaya-paya atau payau. Konon, pada zaman dahulu, ketika laut mengalami pasang, air payau kali Ancol berbalik ke darat menggenangi tanah sekitarnya sehingga terasa asin. Dengan demikian, daerah itu diberi nama Ancol.

Taman Impian Jaya Ancol adalah sebuah tempat wisata di Jakarta Utara yang berdiri sekita tahun 1966. Di sana, ada beragam lokasi seperti  Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra, Sea World, Putri Duyung Cottages, Padang Golf Ancol, Marina, Pasar Seni, Atlantis Water Adventure, Kereta Gantung, Pulau Bidadari, Hailai Executive Club, dan Bowling. Dilengkapi pula dengan aneka wisata kuliner, resto, kafe, hotel, bahkan apartemen lho.

Sekarang, aku mau menceritakan tentang pengalaman ke Ancol. Aku pernah beberapa kali ke tempat populer ini baik bersama keluarga tercinta maupun teman-teman tersayang.

Bener, Ma, besok kita ke Ancol?!” tanyaku kesekian kalinya saat aku masih kecil dan polos.

“Iyah…” jawab mama sabar untuk kesekian kalinya juga.

Begitulah, betapa antuisiasnya aku yang masih bocah. Maklum, rumahku di Kabupaten Sumedang dan cukup jauh alias butuh berjam-jam untuk ke sana. Di samping itu, aku hanya sering melihat iklannya di tv dan mendengar dari teman-teman. Dari cerita-cerita yang terekam di pikiranku, mereka selalu menyiratkan betapa bergembiranya di sana.

Saat bersama keluarga, hal yang paling berkesan sekaligus tempat yang pertama kami datangi ialah Sea World. Hal tersebut karena kebetulan keluarga kami yang sederhana ini gemar memelihara ikan hias di rumah. Semuanya takjub, apalagi mama. Mama termasuk orang yang susah tertarik pada banyak hal kecuali bunga. Ikan-ikan kecil maupun besar yang berkeliaran dalam akuarium itu berhasil membuat mama betah berlama-lama di sana. Hal yang baru aku tahu saat itu, ternyata ikan duyung itu bentuknya tidak seperti yang aku pikirkan. Hihi.

Kalau bapakku, kebetulan sudah, ehm, lumayan berumur sehingga beliau lebih senang melihat-lihat ke pasar seni. Di sana, banyak barang-barang yang tradisional dan antik juga. Ada pun pengrajin pembuat sepatu. Sepatunya itu dibuat langsung oleh tangan dan kami bisa melihatnya. Kebetulan, budeku membelinya. Untuk harga, memang lumayan tapi sesuai dengan kualitas dan bentuknya. Tapi, tenang saja. Dari hasil pengamatan sih, masih bisa tawar-menawar kok seperti bude.

Aha! Jangan lewatkan naik perahu di Pantai Ancol. Pada awalnya, aku gemetaran, imajinasiku kemana-mana, membayangkan di tengah nanti tiba-tiba perahunya mati. Baru semenit naik, rasanya aku ingin berkata, “Mas, bisa kembali ke darat?”

Namun, setelah beberapa menit berlalu… Wow! Mantap, asyik pisan euy pokoknya. Malahan, ingin naik lagi. Anginnya… Airnya… Hmmm, segar asli! Nah, lucunya, saat naik perahu di pantai, kami menemukan penyu nan unyu-unyu seukuran piring.

"Waaaaaaaah, kura-kuranya cantik!" seruku.

"Bukan, De, itu penyu..." kata kakakku.

"Bedanya?"

"Kalau penyu itu nggak punya ruas jari seperti kura-kura," paparnya.

“Selain itu?”

“Biasanya mah tempurung penyu lebih datar…”

"Ooh.." aku mengangguk.

Walau pun penyu itu sempat dibawa ke tepi, kami memutuskan untuk melepaskannya kembali...

Sementara itu, kakakku menikmati semuanya, kecuali… Wahana yang menggenjot adrenalin! Oke, sering kali dalam berbagai hal aku kalah darinya tapi kali ini tidak.

“Aa, naik atuh, yuk!” ajakku lagi dan lagi.

Gelengan kepala seraya tersenyum adalah jawabannya. Kesimpulannya, aku lebih bernyali dari dia (walau baru dalam hal ini). Haha! Terima kasih kepada pendiri Dufan dan penemu wahana-wahana yang cetar membahana badai itu! Membuat aku merasa di atas angin. Yuhuu.

Selanjutnya, ketika bersama teman-teman, tentu semua wahana kami naiki walau masih saja ada kawanku yang takut untuk naik. Padahal, kenapa harus takut? Secara dong, tinggi mereka memenuhi syarat dan tidak menderita jantung. Mungkin, mereka belum siap mental apalagi melihat orang yang menjerit-jerit naik Tornado dan Hysteria. Saat aku kecil, kedua wahana itu belum ada jadi aku baru-baru bisa menikmatinya. Memang tampak menyeramkan tapi... Bukankah di situ, tantangannya? Menurutku, sih, saat naik itu tidak seseram yang dibayangkan. Bikin deg-degan tapi enak apalagi sambil teriak-teriak. Ya, begitulah. Hehe.

Nah, untuk teman-teman yang belum berani naik wahana ekstrim, jangan takut. Insya Allah aman kok.

Namun, jika kalian masih takut juga, masih ada wahana-wahana yang bisa kalian naiki tanpa was-was seperti Bianglala, Baku Toki, dan sebagainya. Masih takut juga? Kan, ada Istana Boneka dan Teater 4D (Empat Dimensi). Itu juga nggak kalah seru! Sssssttt. Ada juga kejutan kembang api malam hari yang keren banget deh… Asalkan kalian ada di Dufan sampai tutup. Baiklah, intinya, kawasan wisata yang terpadu oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta ini, di dalamnya, terdapat berbagai pilihan dan so pasti menyenangkan untuk dikunjungi!

Sebenarnya, masih banyak hal yang ingin aku paparkan. Dengan siapa pun pergi ke sana, baik bersama keluarga maupun teman-teman, tempat ini selalu fantastis dan menarik untuk diceritakan. Jika suatu hari aku sudah berkeluarga, aku pasti akan mengajak mereka ke Ancol.

Pokoknya, kalau liburan jangan lupa ke sini, ya! Wisata yang berdiri tanggal 29 Agustus 1985 ini buka setiap hari dan tak jarang ada diskon-diskon spesial untuk karcis. Sebagai contoh, diskon pembayaran karcis karena prestasi ranking anak di sekolah pun sering kali ada. Walau pun harganya lumayan (untuk saya) tapi banyak wawasan, kepuasan, dan serunya pengalaman yang bisa kita dapatkan. Jadi, kapan nih kamu datang ke "Tanah Rendah Payau?" juga?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun