Dialah selembar hijau duduk diteras tangkai,
Tulangnya menjari dalam tubuh bertelanjang.
Yang pada sakunya---dia simpan sinar untuk harapan,
Dan padanya juga semua menitip nafas.
Ketika kebisuan memintanya untuk mendengar,
Dia tak lagi melihat bicara adalah istimewa.
ketika dia mengenal diam bukan lagi tertinggal,
Maka dia tanggalkan untuk menyirami gelisah.
Angin selalu membisikannya pengetahuan,
Musim yang mengajarinya kehidupan.
Hujan datang mengenalkan arti dari menangis
Dan pelangi setelahnya adalah penawar.
Daun yang jatuh dibawa angin tak kan menua
Selagi dia tidak membenci untuk tumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H