Mohon tunggu...
nodnod
nodnod Mohon Tunggu... Lainnya - Pengarang

Ada hal yang tak akan ku menyerah untuknya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gembala

25 Desember 2024   08:32 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara  bentang lanskap besekat waktu
Sang gembala---mengembalakan bintang-bintang.
Keringat air mata merebak oleh jilatan bunga mentari
Melewati gelaran tikar yang retak.
Laika menyalak---merayau sayap lalat lentera
Yang mencoba memetik pelangi perak.
Dan dari mercusuar harapan---tongkat gembala
Menandai sekumpulan debu yang berusia cahaya.
Dibaliknya tirai malam---ada berkas warna
Menggeliat dari kanvas yang gelap.
Seperti gelombang ombak yang resah
Inginkan pulang dalam pelukan pesisir.

Dari balik pagar doa-doa---suara gembala mengalun
Dalam tembang untuk bintang-bintang yang terjaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun