Mohon tunggu...
nodnod
nodnod Mohon Tunggu... Lainnya - Pengarang

Ada hal yang tak akan ku menyerah untuknya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wadah

23 November 2024   12:57 Diperbarui: 23 November 2024   13:00 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"wadah"

Langit yang sama merajai atap praja
Wadah bertunasnya mimpi dari rahim
Tak hitung rayuan lelah padamkan tangis
Gugurpun kasat,  masanya rayu belum sebengis doa.
Kukuh bertumbuh menyilih kekasih malam
Namun kehilangan perawan direnggut sang fajar
Selimutkan embun gulita,  jiwa melentik redup
Menuding waktu tak pihaki pahatan usang.
Menua tatapan,  kata masih remaja
Merusuk lantang tak pun rasai kusut
Tak serta akan berdiri pada pentas kematian
Pun kan kenal apa itu dilupakan.
Apakah ada tanya dari sewujud wadah
Kemana matinya mimpi akan berpulang.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun