"wadah"
Langit yang sama merajai atap praja
Wadah bertunasnya mimpi dari rahim
Tak hitung rayuan lelah padamkan tangis
Gugurpun kasat, Â masanya rayu belum sebengis doa.
Kukuh bertumbuh menyilih kekasih malam
Namun kehilangan perawan direnggut sang fajar
Selimutkan embun gulita, Â jiwa melentik redup
Menuding waktu tak pihaki pahatan usang.
Menua tatapan, Â kata masih remaja
Merusuk lantang tak pun rasai kusut
Tak serta akan berdiri pada pentas kematian
Pun kan kenal apa itu dilupakan.
Apakah ada tanya dari sewujud wadah
Kemana matinya mimpi akan berpulang.   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H