Mohon tunggu...
nodnod
nodnod Mohon Tunggu... Lainnya - Pengarang

Ada hal yang tak akan ku menyerah untuknya yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penantian

21 November 2024   08:49 Diperbarui: 21 November 2024   08:52 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haruskah bertanya kepada jatuhnya rembulan
Kemana berlabuh senyummu dipengujung malam
Bisakah dedaunan gugur mengadu keseduan
Kepada semi yang tergesa menjelma diam.
Belukar menguning takmalui menghijaunya daun
Pun mati dia sempat menjadi sebuahlah kisah
Dan kau dikeabadian bertangis selimutkan embun
Menetes amarah berteriakan desah.
Kehangatan senja bertamu meniadakan rindu
Menyeka tersisanya mata membekas penantian
Mengalirnya air mata bersesalkan pilu
Tenggelam disudut bermuaranya pertama harapan.
Kan waktu menjawab yang tanya kau pendam
Kepadanya malam yang acap kau suratkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun