Detak jantung Jonathan Lengkong berdebar kencang. Jari-jemari yang biasanya patuh oleh perintah dari impuls otak, kini seakan berbeda. Tidak tahu harus berbuat apa, sebulir keringat kemudian perlahan jatuh membasahi pipinya. Dirinya seakan tidak percaya sekaligus gembira membaca pesan singkat dari seorang pelanggan yang terpampang jelas di layar telepon genggamnya :
"Saya suka sambal roanya. Segera kirim ke Amerika".
Sambal Roa Khas Sulawesi Utara
Sambal. Ya, siapa yang tidak kenal makanan khas Nusantara ini? Konon katanya, Indonesia memiliki tidak kurang dari 50 jenis produk turunan sambal yang tersebar hingga ke pelosok Negeri. Begitu pula di Sulawesi Utara, ada salah satu sambal khas asli daerah, yaitu sambal roa.
Terbuat dari campuran cabai merah dan ikan roa asap, jenis sambal ini merupakan hidangan pelengkap yang wajib ada di setiap meja. Ikan roa sendiri tidak mudah ditemui di daerah lain. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sambal roa menjadi sambal khas Sulawesi Utara. Rasanya pedas memikat. Apalagi jika dihidangkan dengan ikan bakar panas-panas, membuat setiap orang yang mencicipi dijamin ketagihan.
Seperti kata pepatah, kegagalan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Prinsip itu senantiasa dipegang teguh oleh Jonathan Lengkong, seorang pengusaha UMKM binaan Bank Indonesia dari Bitung, Sulawesi Utara. Kegagalan menjalani usaha pengiriman ikan hias, tidak membuat dirinya menjadi patah semangat. Didampingi istri tercinta, mereka banting setir menggeluti usaha produksi sambal roa. Dari sambal roa inilah, mereka kemudian bisa terkenal sampai ke Amerika.
Jonathan Lengkong menggeluti usaha produk kuliner sejak tahun 2012 dengan nama UD Utama Food Processing. Pada awalnya, Jonathan Lengkong menjual berbagai produk abon ikan, mulai dari abon ikan cakalang, tuna, hingga marlin. Perlahan tapi pasti, penjualan abon ikan ini terus meningkat, karena digemari oleh para pelanggannya, terutama wisatawan lokal yang berkunjung ke Sulawesi Utara.
Proses produksi sambal dilakukan secara home industry dengan baik dan higienis. Bahan baku ikan diperoleh dari pabrik ikan yang banyak terdapat di sekitar Kota Bitung. Bahan baku ikan diperoleh dalam bentuk can-out, yang artinya sudah dikeluarkan dari kaleng. Sedangkan bahan baku bumbu-bumbuan, diperoleh dari pasar lokal.
Proses produksi sambal roa sendiri membutuhkan ketelitian dan keuletan. Langkah pertama adalah memisahkan ikan roa dari durinya dan memanaskannya di wajan hingga wangi. Setelah masak, ikan roa kemudian ditumbuk sampai halus. Langkah selanjutnya adalah menghaluskan bumbu untuk membuat sambal yaitu cabai merah, bawang putih, dan bawang merah. Langkah terakhir adalah mencampur sambal dengan ikan roa yang sudah ditumbuk dengan halus, sebelum dilakukan proses pengemasan.
Sama halnya dengan produksi sambal roa, produksi abon ikan cakalang juga membutuhkan ketelitian dan keuletan. Bahan baku ikan cakalang dimasak dengan menggunakan wajan hingga wangi. Kemudian hasil olahan ikan cakalang tersebut dikeringkan dengan uap (steam), sebelum dilakukan proses pengemasan.