Mohon tunggu...
Nanang Thinks
Nanang Thinks Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis...salah satu caraku membagi beban dalam pikiran menjadi tulisan....Menulis mengajarkanku peka dan sensitif atas apa yang aku lihat dan aku rasa Proses inilah yang aku sebut sebagai "Ta'aruf dengan kesalehan akal dan hati...."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aksara untuk Doa

20 Juli 2011   14:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

by Nanang Thinks on Tuesday, August 31, 2010 at 12:48am

Sudah beberapa lama aku tak bercengkrama dg kata-kata..
Dan membiarkan penaku teronggok sepi d hamparan meja kecil itu..
"Jgn protes!Ak sdg ngendapke pikir!" kataku singkat pd pena yg ku beli 6 bulan lalu..

Yah!Ak memang sdg mengendapkan pikiranku dari gonjang ganjing urip yg semakin mbulet..rumit..tp tetep indah bagiku..

Kini aku lebih mengikhlaskan waktu malamku utk lebih memilih berdzikir daripada mikir..
Lebih memilih bertafakur daripada mendengkur..
Utk kemuliaan poso Romadhon ini..

Sekalipun be2rapa kawan menanyakan kmana aksara aksaraku berada kini..Ak hanya mampu berkilah
"Mereka msh ada dsini..tidak kemana-mana.."
Aksara - aksara itu tdk akan pernah hilang kawan!Mereka akan terus berada di dekatku dan menari bersama pena dan otakku..Mereka akan terus berujar sekalipun tanpa makna..Dan mereka tetaplah menjadi aksara.
Saat ini ak sedang mengajak aksara itu membentuk kalimah doa..
Dan dalam tiap paragrap yg tersusun atas kalimah-kalimah itu terdapat makna mendalam dari sebuah pinta..doa..dan harapan..

Duh Gusti ingkang Akaryo Jagat..
Mugi kinabulaken panyuwun dalem..
Sinaoso dalem taksih kebak ing cidro lan doso..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun