Mohon tunggu...
Nobiel Utoro
Nobiel Utoro Mohon Tunggu... Programmer - SMA Kanisius

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prokastinasi: Mengapa Kita Sering Menunda dan Bagaimana Mengatasinya untuk Hidup Lebih Produktif?

20 Mei 2024   19:38 Diperbarui: 20 Mei 2024   19:42 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Laboratorium Konseling Ar Irsyad BKPI

Halo sobat Kompasiana! Akhir-akhir ini apakah ada yang merasa malas atau merasa lelah karena banyak sekali tugas yang harus dikerjakan? Kalau stress biasanya kita akan beralih mencari hiburan agar otak kita tidak stress melulu. Hiburan ini dapat meliputi berbagai hal, seperti bermain sosial media di HP, bermain game, nongkrong bersama teman, dan banyak lagi. Namun, kalau lama-kelamaan ini dilakukan, kebiasaan menunda tugas ini semakin terbiasa dan hal ini tidak bagus. Kebiasaan inilah yang disebut dengan prokastinasi.Prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya diselesaikan, dan ini bisa menjadi musuh produktivitas serta kesejahteraan kita. Meskipun sering dianggap sepele, prokrastinasi dapat membawa dampak serius dalam berbagai aspek kehidupan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari rasa takut akan kegagalan hingga perfeksionisme yang berlebihan. Ketakutan akan tidak mampu memenuhi standar tinggi yang kita tetapkan sendiri sering membuat kita menunda-nunda pekerjaan, berharap menemukan cara yang lebih baik untuk menyelesaikannya. Selain itu, kurangnya motivasi, terutama terhadap tugas-tugas yang dianggap membosankan atau tidak penting, juga bisa menjadi faktor utama.

Sumber : Cendekia Harapan
Sumber : Cendekia Harapan

Penyebab Terjadinya Prokastinasi

Manajemen waktu yang buruk adalah penyebab lain yang tidak bisa diabaikan. Tanpa perencanaan yang baik, kita sering kali merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, sehingga memilih untuk menundanya. Dalam era digital ini, distraksi dari media sosial, internet, dan perangkat elektronik lainnya semakin memperparah situasi, membuat kita semakin mudah teralihkan dari tugas utama.

Dampak prokrastinasi sangat nyata dan signifikan. Pertama, produktivitas menurun karena waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja menjadi terbuang sia-sia. Akibatnya, pekerjaan menumpuk dan kualitas hasil kerja menurun. Kedua, prokrastinasi bisa memicu stres dan kecemasan, terutama ketika tenggat waktu semakin dekat dan pekerjaan belum juga selesai. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Ketiga, kesempatan berharga dalam karier dan kehidupan pribadi bisa terlewatkan. Misalnya, menunda-nunda belajar untuk ujian atau mengerjakan proyek penting bisa menghambat kemajuan karier atau pendidikan. Terakhir, hubungan sosial bisa terdampak karena orang lain mungkin melihat kita sebagai tidak dapat diandalkan atau tidak bertanggung jawab.

Sumber : satupersen.net
Sumber : satupersen.net
Solusinya apa kalo ga mau kebiasaan hal ini lagi?

Namun, prokrastinasi bukanlah masalah yang tidak bisa diatasi. Ada berbagai strategi yang bisa diterapkan untuk mengurangi kebiasaan buruk ini. Salah satunya adalah dengan membuat jadwal dan menetapkan prioritas. Mengatur jadwal harian dan membuat daftar tugas dapat membantu mengelola waktu dengan lebih efektif. Memecah tugas besar menjadi beberapa tugas kecil yang lebih mudah dikelola juga bisa membuatnya terasa lebih ringan dan tidak menakutkan. Teknik Pomodoro, yang membagi waktu kerja menjadi interval 25 menit diikuti dengan istirahat singkat, terbukti efektif meningkatkan fokus dan produktivitas.

Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari distraksi sangat penting. Pastikan tempat kerja rapi dan nyaman sehingga Anda bisa fokus sepenuhnya pada tugas yang ada. Memberikan reward pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas juga bisa menjadi motivasi tambahan. Reward tidak harus besar; hal-hal sederhana seperti istirahat sejenak, camilan favorit, atau waktu untuk melakukan hobi bisa memberikan rasa kepuasan dan dorongan untuk terus bekerja.

Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau rekan kerja juga bisa sangat membantu. Kadang-kadang, berbagi beban dan mendapatkan dukungan moral bisa memberikan semangat tambahan untuk menyelesaikan tugas. Mengatasi prokrastinasi memang memerlukan usaha dan konsistensi, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengendalikan kebiasaan ini dan menikmati produktivitas yang meningkat serta kualitas hidup yang lebih baik. Prokrastinasi bukanlah akhir dari segalanya; dengan tekad dan strategi yang tepat, kita bisa mengubahnya menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Nah itu semua yang bisa saya sampaikan saat ini. Sobat kompasiana jangan prokastinasi melulu ya, nanti tugasnya ga selesai loh!Mka dari itu, ayo kita buang rasa ingin menunda dan gantikan dengan hal lain agar bisa melakukan hal-hal yang produktif.
Stay safe diluar sana, sobat Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun