Heydi Ibrahim, vokalis rock band tanah air Powerslaves yang sudah berkiprah lebih dari 20 tahun sejak awal didirikan tahun 1992 di Semarang band ini pernah berjaya di era tahun 90an dengan hits-hits terbaiknya dari delapan album yang sangat familiar dihati para Slavers sebutan untuk komunitas pendengarnya, seperti Impian, Find Our Love Again, Metal Kecil, Metal Kartun, Semarang, Pulang, Adik Manis, Jika Kau Mengerti, Indonesia, dan masih banyak lagi.
Sebelum Ketua MPR RI Taufiq Kiemas meninggal, Powerslaves yang kini bernaung di Kereta Rock N Roll manajemen, pada pertengahan 2013 lalu merilis album bertema Empat Pilar Kebangsaan yang berisi lima lagu yaitu: 4 Pilar Kebangsaan, Pancasila, Merdeka, Indonesia dan Sumpah Pemuda. Album ini dirilis terinspirasi oleh dedikasi dan perjuangan Taufiq Kiemas membumikan empat pilar kebangsaan yang menurutnya dirasa sudah jauh dari jiwa dan semangat kebangsaan rakyat Indonesia khususnya di kalangan generasi muda yang lebih senang gaya hidupnya berkiblat ke dunia barat.
Dalam beberapa kali kesempatan berdiskusi saat penulis siaran bareng dengan Mas Heydi sekira tahun pertengahan 2011 di Rock Radio Online yang berkantor di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, saya banyak bertanya seputar musik karena Mas Heydi memang suka musik, pelaku industri musik aktif dan hobi hebatnya membaca buku-buku berkualitas. Selain kepintarannya melukis dan mendalang.
Rock n’ Roll!, hampir semua orang tau kata-kata ini. Rock n’ Roll diindentikkan dengan musik bergenre rock atau blues. Tak jarang Rock n’ Roll disandangkan pula dengan super band Rolling Stones, tak terkecuali Rock n’ Roll seperti saudara kembar dengan logo yang paling terkenal di dunia yang dimiliki Rolling Stones, lidah menjulur.
Rock n’ Roll itu aliran musik yah? Karena sedari dulu, saya taunya ini jenis aliran musik. Terlalu lelah jika saya membaca dan menyimpulkan dari sekian ribu tulisan tentang Rock n’ Roll di mesin pencari, Google. Menurut Mas Heydi, sah-sah saja siapapun mengatakan Rock n’ Roll adalah aliran musik. Tapi menurutnya Rock n’ Roll adalah ketegasan sikap kita, manusia. Sikap dimaksud kira-kira manusia punya idealisme dan komitmen dengan idealismenya! Musik itu universal dan menjadi media efektif untuk menyampaikan suara-suara bernada manis, lembut dan birisi otokritik yang terangkai dalam lirik syair dan di sulam nada.
Misal saja karya-karya lagu dari musisi di Indonesia di era tahun 70, 80, 90an. Jika kita dengar dan amati, banyak para musisi (band atau solo) menulis lirik-lirik lagu bertema otokritik, selain bercerita tentang indahnya cinta. Lirik yang bercerita tentang kemanusiaan, keadilan, HAM, tentang perang, perampokan uang rakyat, otoriter tirani kekuasaan, tentang keindahan alam bahkan dahsyatnya bencana alam karena ulah manusia, kesetaraan dan hak hidup, kemunafikan dan keserakahan, tentang ketuhanan (religi), hingga lirik tentang keagungan cinta yang ditulis tidak cengeng.
Kita cukup familiar mengenal lirik di karya-karya membumi dari God Bless, The Rollies, Iwan Fals, Gang Pegangsaan, AKA, SAS, Power Metal, Ali Akbar, Ebit G Ade, Roxx, Whizzkid, Elpamas, Jet Liar, Boomerang, Rudal, Suckerhead, Efek Rumah Kaca, Burgerkill, Seringai, Noxa, Betrayer, Superman Is Dead, Mel Shandy, Niky Astria, Emha Ainun Nadjib dan Kiai Kanjeng, dan masih banyak lagi. Band-band hebat sekelas Rolling Stones, The Beatles, Deep Purple, Gun n’ Roses, Metallica, Megadeth, Sepultura, dan ribuan band dan solois di seantaro dunia menyuarakan sikap dan idealismenya melalui syair yang membumi dan nada yang indah. Di banding tulisan di buku, lirik di lagu lebih sering di dengar orang, tapi kedua-duanya bentuk karya yang menginspirasi siapa saja untuk idealis bersikap.
Saya menilai, jika Rock n’ Roll yang disebut Mas Heydi sebagai sikap dan dealisme, sepertinha terus hidup di era kekinian dan dimasa yang akan datang. Indonesia di lingkar tirani kekuasaan penuh dengan kemunafikan dan sikap culas dengan rakyatnya. Kerusakan alam yang diskenariokan kehancurannya oleh para begundal penyembah kemakmuran dunia, dan Anda pembaca tulisan ini sendiri pasti punya sikap dan idealisme dari kondisi yang mengalir disekeliling terdekat dan terjauh dari kita berdiri.
Long Live Rock n' Roll!
Noay N. Ikhsan
Pendiri, Ketua di Komunitas Rock Kota Tua Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H