Mahasiswa Unisma Malang Kuliah Sarjana Mengabdi (KSM-TEMATIK) Kelompok 111 dan 113, menggelar penyuluhan penanaman melalui penerapan teknologi hidroponik,Kamis 02 September kemarin.Penyuluhan yang berlangsung di Desa Karangwidoro tersebut dilaaksanakan oleh gabungan dari kelompok 111 dan 113.
Kegiatan yang bertemakan ”Inovasi Teknologi Penanaman Berbasis Hidroponik” ini merupakan bagian dari program kerja kelompok 111 dan 113 dalam kegiatan Pemberdayaan desa.
Hidroponik merupakan salah satu teknik menanam dengan media selain menggunakan tanah sebagai hal yang utama. Teknik yang dipilih ini adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan limbah hasil seperti pupuk , sekam padi dan tanah. Ketiga bahan tersebut dianggap lebih efisien dibandingkan dengan media air yang lazim digunakan.
Mengingat ketiganya lebih mudah didapat dan mudah pula dalam proses merawatnya, sehingga dinilai akan cocok jika diterapkan di daerah yang memiliki lahan yang sempit. Tanaman sawi dan selada yang ditanam menggunakan metode hidroponik dengan memanfaatkan media pipa paralon.
Kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa KSM-TEMATIK kelompok 111 dan 113 Unisma Malang ini mendapatkan respon yang baik dari pihak Balai desa, mengingat kualitas tanaman yang bagus karena tidak menggunakan media yang sulit didapat.
Mereka tampak antusias saat dikenalkan dengan alat dan bahan yang akan digunakan. ”Harapan kami Semoga kegiatan ini akan terus berlanjut,” pinta PakAgus.
Keinginan tersebut direspon positif oleh Ketua Kelompok 111 dan 113 yaitu Alldy Prayoga, Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Unisma Malang.
Ia mengatakan ” Akan terus mengoptimalkan waktu KSM-TEMATIK yang satu setengah bulan ini untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada desa Karangwidoro melalui kegiatan yang berkelanjutan tentang penanaman menggunakan metode hidroponik tersebut. Ia juga berharap kegiatan tersebut dapat diterapkan oleh sebagian besar masyarakat desa setempat.
Bagi Pak Agus selaku pemateri kegiatan, ” Cara itu merupakan langkah awal dalam merubah mindset (pola pikir) masyarakat bahwa budidaya tanaman bukan hanya dapat dilakukan di tanah yang lapang melainkan ada cara lain seperti teknologi hidroponik ini hanya memerlukan media yang sederhana.
” Tujuan dari kegiatan teknologi hidroponik yaitu agar masyarakat desa dapat termotivasi untuk membudidayakan tanaman sayuran dengan memanfaatkan lahan yang sempit di tempat tinggal masing-masing dan hasilnya pun dapat dinikmati sendiri sehingga sedikit menghemat pengeluaran kebutuhan dapur seperti sayur-sayuran. Apalagi kalau bisa dibudidayakan dalam jumlah yang banyak dan bisa dijadikan sentra sayur-sayuran maka nilai ekonomisnya akan menjanjikan ”. Ucap Yunus menambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H