Mohon tunggu...
Nadia NS
Nadia NS Mohon Tunggu... Dosen - Nadia NS

A passionate introvert person, talk through writing. An INFJ.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dirgahayu Bangsaku

17 Agustus 2011   14:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur
lautnya luas gunungnya megah
menghijau padang, bukit dan lembah
Alangkah indah pagi merekah
bermandi cahya surya dan cerah
di tingkah kicau burung tak henti
bunga pun bangkit harum berseri
Bumi yang hijau, langitnya terang
berpadu dalam warna cermelang
indah jelita, damai dan teduh
persada kita jaya dan teguh
Itu semua berkat karunia
Allah yang agung Mahakuasa
Itu semua berkat karunia
Allah yang agung, Mahakuasa
~*~
Syair dan lagu: Subronto Kusumo Atmodjo, 1979
KJ 337 Betapa kita tidak bersyukur
~*~


Lagu ini berkumandang pada saat ibadah hari kemerdekaan di gereja. Saat ku dengar liriknya terasa indah, tak hanya itu, namun juga nyata. Yah.. sesungguhnya seperti itulah Indonesia. Kaya, subur, hijau, indah. Namun aku tak sempat sungguh2 menikmati, merasakan, mengelola dengan baik, memberdayakan, selalu ada yang kurang, selalu ada saja untuk di keluhkan. Kerasnya tuntutan dunia atas kita, atas bangsa kita, saat semua memaksa untuk berjalan pada saat di tangan kanan sedang membangun. Bangsa ini sedang berjuang, mencari kebenaran, membersihkan diri dari korupsi, mencari damai, belajar mempercayai walau kadang di kecewakan. Hari2 tv nasional berita tentang Nazarudin, pembunuhan tetap di sana sini, bantuan orang miskin yang tak sampai, tekanan kapitalisme yang menekan masyarakat kecil, tawuran dan kerusuhan di bagian timur. Di satu sisi, saat menginjak bandara Adisucipto Yogyakarta, ada suatu bangga timbul di hati, saat melihat orang2 di bandara terasa lebih ganteng dan cantik dari sebelumnya, ketika mereka semua terlihat rapi dan formal dengan batik yang mereka pakai, sebagai usaha untuk membudayakan pakaian nasional ini di mata dunia atas nama Indonesia. Sapaan merekapun terasa ramah, ketika menawarkan tanpa memaksa. Saat melihat mulai banyak wisatawan asing yang datang berkunjung di tempat ini, melenggang dengan aman walau sendirian.


Semuanya seperti dua sisi yang berbeda, kegagalan dan keberhasilan berjalan bersama, seperti peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Itu semuanya kita, aku, kamu, mereka. Wajah bangsa ini adalah wajah kita. Tercorenglah wajahku oleh korupsi, kemiskinan. Sakit perutku memakan beras miskin padahal kutanam beras kualitas terbaik yang di ekspor. Kemana harta bangsaku di bawa, saat lebih aman bagi orang2 kaya di negri menginvestasikan harta mereka ke negara tetangga. Dan pertanyaannya, darimana harus memulai semuanya ?


Kucinta karna kulahir di tempat ini, tak hingga dan tak pernah mencapai konklusinya permasalahan bangsa ini. Hampir jarang ku dengar case closed. Para ahlinya pun tak tahu, bagaimana caranya. Kucinta karna Tuhan katakan berdoalah untuk bangsamu, karna disitu letak kesejahteraanku. Kucinta walau saat kulihat luka, aku tergoda untuk mengalihkan wajah, karna malu, sakit, enggan berpadu rasa.


Dalam kapasitaku yang terbatas, dalam ruang sempit yang kumiliki, dalam pertanyaan apa yang kupunya. Aku hanya punya apa yang ada di tanganku. Hal kecil yang mungkin merubah 1 orang selama hidupku, biar ku tutup telingaku akan teriakan kesia2an akan apa yang aku kerjakan. Karna 1 lebih baik daripada tidak. Memuji lebih baik daripada terus mengeluhkan. Mengusahakan lebih baik daripada duduk dan diam berpangku tangan.


Aku di sini, dalam debaran maha ketidaktahuan apa yang akan terjadi di masa mendatang atas bangsaku. Aku di sini, berdoa, melakukan apa yang bisa kulakukan, untuk tetap mencinta dan terus belajar mencinta. Dirgahayu bangsaku Indonesia, kuberkati tanah airku, kuberkati dengan kebenaran dan keadilan, kuberkati dengan kekayaan dan kemakmuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun