Desa Kepuh adalah sebuah desa yang berada di pinggiran kota, memiliki kekayaan agraris yang melimpah. Secara geografis Kepuh adalah desa di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka, yang letaknya di bagian utara. Dengan memiliki wilayah topografi dataran rendah dan perbukitan, Kepuh berbatasan langsung dengan Desa Mekarwangi dan Sukajadi. Desa Kepuh Memiliki luas wilayah 365 hektar dengan mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani dan peternak. Meski demikian, desa ini menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan perhatian serius, terutama dalam sektor pertaniannya.
"Surplus padi di Desa Kepuh cukup tinggi, terutama pada musim panen. Namun, karena keterbatasan fasilitas penyimpanan yaitu KUD (Koperasi Unit Desa) yang sudah tidak ada, banyak petani yang langsung menjual hasil panennya dengan harga rendah di musim panen karena mereka tidak punya modal untuk panen selanjutnya," ujar Bapak Umi, selaku Kasi Pemerintahan di Balai Desa Kepuh. Pernyataan tersebut menggambarkan betapa dilematisnya situasi yang dihadapi oleh para petani. Ketiadaan modal menyebabkan mereka akhirnya tidak memiliki pilihan selain menjual hasil panennya dengan harga yang jauh dari ideal. Dalam jangka panjang, situasi ini dapat menghambat peningkatan taraf hidup petani dan kelangsungan pertanian sebagai sektor utama desa.
Minimnya upah seorang petani di Desa Kepuh turut mempengaruhi minat generasi muda terhadap sektor pertanian, hasil yang tidak sebanding dengan modal membuat mereka enggan untuk melanjutkan tradisi bertani. Tingginya biaya biaya produksi seperti sewa lahan sebesar Rp500.000 pertahun dan juga biaya tambahan untuk upah tenaga kerja serta alat-alat pertanian, turut menjadi beban besar bagi petani. Bahkan, jika semua pekerjaan dilakukan dengan tenaga upahan, hasil panen hanya menghasilkan keuntungan yang sangat kecil. Generasi muda di Desa Kepuh turut melihat ini sebagai sesuatu yang tidak memberikan prospek ekonomi yang menjanjikan.Â
Biar makan nggak putus aja---ucap Pak Ajat, selaku Kasi Ekonomi Pembangunan ketika ditanya mengenai bagaimana kondisi petani yang menjual hasil panennya ketika harga rendah karena tidak ada bantuan modal. Menurutnya, banyak petani di Desa Kepuh yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga murah kepada tengkulak karena tidak memiliki pilihan lain. Ketergantungan pada sistem jual cepat demi kebutuhan sehari-hari lah yang membuat mereka sulit untuk menyimpan hasil panen atau mencari pasar yang lebih menguntungkan.
Dengan segala tantangan yang dihadapi, Desa Kepuh tetap bertahan dengan kearifan lokal yang mereka junjung tinggi. Harapan mungkin datang dan pergi, namun semangat mereka untuk menjaga keberlangsungan hidup tak pernah padam. Di tengah keterbatasan, mereka terus mengandalkan kekuatan alam yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sejak dulu. Desa Kepuh adalah cerminan keteguhan dan kebersamaan, di mana perjuangan tak hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang menemukan cara untuk melangkah maju, selaras dengan alam dan juga waktu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI