Mohon tunggu...
Felinnnn25
Felinnnn25 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Saya manusia gabut.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

33 Hari Menjelang Pesta Demokrasi

12 Januari 2024   18:44 Diperbarui: 12 Januari 2024   18:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "menuju pemilu" atau "pesta demokrasi" sering digunakan untuk merujuk pada periode sebelum dan selama pemilihan umum di suatu negara. Pada saat-saat ini, terdapat aktivitas politik yang intens, kampanye, dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Pada umumnya, periode ini menunjukkan keterlibatan publik yang lebih besar dalam debat politik, pertukaran ide, dan penentuan arah kebijakan yang diinginkan oleh masyarakat.

Pemilu adalah salah satu elemen kunci dalam sistem demokrasi, di mana warga negara memiliki kesempatan untuk memilih para pemimpin mereka dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik. Pesta demokrasi mencerminkan semangat partisipatif dan pluralisme dalam suatu negara. 

Dalam 33 hari kedepan, kita, masyarakat Indonesia akan melaksanakan kegiatan yang digadang-gadang sebagai 'pesta demokrasi'. Akan tetapi, sebagaimana telah diketahui bersama, antusias masyarakat Sultra terhadap kontestasi politik level nasional bisa dibilang rendah. Masyarakat kita cenderung lebih memilih mencurahkan tenaga dan pikiran pada kontestasi lokal, seperti pemilihan bupati/walikota, dan gubernur. 

Hal ini dikarenakan masyarakat menganggap bahwa orang Sultra, jarang diperhatikan oleh mereka yang nantinya duduk di Jakarta. Pengaruh desentralisasi menyebabkan kuasa pusat terhadap daerah menurun, dan memunculkan elit-elit lokal yang dipandang lebih mampu melihat dan menyelesaikan persoalan di sekitar masyarakat.

Jadi, mereka merasa alangkah lebih baik jika fokus pada pemilihan kepala daerah saja, yang jaraknya baik secara geografis, politis, maupun secara konsep pemikiran dengan masyarakat tidak terlalu jauh. Akan tetapi, perlu diingat, bahwa pemimpin daerah yang memiliki jejaring di tingkat nasional, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengakomodir kebutuhan masyarakatnya. 

Salah satu contoh calon pemimpin yang dimaksud adalah Andi Sumangerukka. Yang saat ini sudah banyak pembuktian-pembuktian yang beliau lakukan sebelum mempunyai niat untuk mencalonkan diri sebagai calon DPR RI sehingga atas kebaikannya, kini banyak masyarakat yang mengenalnya. Untuk menentukan calon pemimpin yang baik, sekiranya kita bisa melihat kebelakang rekam jejak mereka seperti apa terhadap masyarakat, sehingga dengan begitu kita bisa membentuk Sultra yang sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun