Zaman modern saat ini permintaan konsumen terhadap suatu produk semakin meningkat dan semakin aneh-aneh saja. Terutama pada produk makanan baik itu rasa, bentuk, warna dan lainnya, sehingga ini membuat para produsen dengan giatnya mengembangkan usaha mereka agar dapat di minati oleh para konsumen. Misalnya dengan melakukan perbaikan genetik pada suatu produk. Kita ambil contoh pada buah-buahan, seperti buah semangka.
Pemuliaan tanaman adalah salah satu usaha untuk mendapatkan varietas baru yang memiliki kualitas dan kuantisas sesuai dengan keinginan pemulianya atau yang biasa disebut plant breeder. Salah satu teknik pemuliaan adalah perbaikan genetika.
Tujuan utama perbaikan genetik ini adalah menghasilkan buah semangka tanpa biji. Sebutan bagi tanaman yang tidak menghasilkan biji ini disebut partenokapri. Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) ataupun buatan (induksi). Pada tanaman semangka digunakan rekayasa genetika dengan manipulasi ploidi (Alteration in Chromosomes Number).
Karena buah semangka sangat disukai oleh banyak orang dengan berbagai usia. Namun buah semangka memiliki banyak sekali biji, yang dapat mengganggu konsumen saat memakannya, sehingga para petani dan peneliti berinisiatif untuk melakukan perbaikan genetik pada tanaman ini.
 Pembuatan partenokarpi dapat pula diinduksi secara genetik, yaitu melalui manipulasi jumlah ploidi (kromosom) pada tanaman. Hal ini dapat ditempuh dengan persilangan biasa. Misalnya tanaman semangka dikotil (sebagai induk jantan/penyerbuk) disilangkan dengan tanaman tetraploid (sebagai induk betina) menghasilkan hibrid (F1) triploid yang ternyata dapat menghasilkan buah partenokarpi tanpa biji (seedless). Pada tanaman triploid ini bakal biji (ovule) terhambat sejak awal perkembangannya, sehingga embrio tidak berkembang. Akibatnya tanaman hanya menghasilkan buah tanpa biji dengan integumen yang rudimenter (tidak berkembang).
Pembentukan buah partenokarpi melalui rekayasa genetika akan dapat menjawab tuntutan konsumen yang menginginkan adanya buah tanpa biji dengan kualitas lebih baik dan produktivitas yang tinggi, khususnya pada tanaman hortikultura yang bernilai tinggi (komersial).
#fpb#fpbuksw#fpbsalatiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H