Di tengah derasnya arus digitalisasi, muncul sosok penyanyi muda berbakat asal Indonesia yang berhasil menyentuh hati banyak orang, terutama generasi Z. Dialah Bernadya, seorang artis yang membawa nuansa melankolis ke dalam musiknya, menjadikannya sebagai suara galau yang sangat relevan dengan pengalaman emosional anak muda saat ini.
Bernadya Ribka Jayakusuma, lahir pada 16 Maret 2004 di Surabaya, Jawa Timur, telah menunjukkan bakatnya di dunia musik sejak usia dini. Kariernya dimulai ketika ia mengikuti The Voice Kids Indonesia pada tahun 2016, di mana suaranya yang khas berhasil menarik perhatian publik. Meskipun belum meraih gelar juara, penampilannya membuka jalan bagi karier musiknya. Setelah beberapa tahun berkolaborasi dalam duo musik bersama kakaknya, Celine, Bernadya akhirnya memutuskan untuk bersolo karier pada tahun 2022.
Debut solo Bernadya ditandai dengan peluncuran lagu "Apa Mungkin," yang langsung mencuri perhatian di platform media sosial dan menjadi viral. Lagu ini tidak hanya mengantarkannya meraih nominasi sebagai Pendatang Baru Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia 2023, tetapi juga menjadi salah satu lagu paling banyak diputar di Spotify. Dengan lirik yang sederhana namun mendalam, lagu ini menggambarkan kerentanan emosional yang sering dialami oleh banyak orang muda.
Pada 23 Juni 2024, Bernadya merilis album pertamanya yang berjudul Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan. Album ini berisi delapan lagu yang seluruhnya ditulis dan diciptakan oleh dirinya sendiri. Lagu-lagu seperti "Satu Bulan," "Kata Mereka Ini Berlebihan," dan "Kini Mereka Tahu" sangat relatable bagi generasi Z. Melalui lirik-liriknya yang penuh makna, Bernadya berhasil menciptakan karya-karya yang bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga alat pelepas emosi dan pemahaman diri.
Musik Bernadya dikenal karena lirik-liriknya yang sederhana namun penuh makna. Ia mengangkat tema patah hati, kehilangan, dan refleksi diri dengan cara yang sangat relatable bagi generasi muda. Kolaborasinya dengan produser ternama seperti Petra Sihombing dan Rendy Pandugo menambah kedalaman pada aransemen musiknya. Setiap lagu menjadi lebih dari sekadar melodi; mereka adalah cerita yang mengajak pendengar untuk merenung dan merasakan setiap nuansa emosi.
Generasi Z dikenal sebagai kelompok yang terbuka dalam mengekspresikan perasaan mereka. Musik Bernadya menjadi teman setia bagi mereka untuk berbagi cerita dan emosi di tengah tekanan sosial dan tantangan kehidupan sehari-hari. Respon positif di media sosial menunjukkan bahwa lagu-lagunya bukan hanya sekadar hiburan; mereka juga berfungsi sebagai alat pelepas emosi dan pemahaman diri.
Lebih dari sekadar hiburan, karya-karya Bernadya menciptakan ruang aman bagi generasi muda untuk menghadapi emosi kompleks mereka. Dengan gaya bermusik yang sederhana namun menyentuh, ia membuktikan bahwa musik mampu menjadi medium yang kuat untuk menghubungkan individu dengan perasaan mereka sendiri dan orang lain.
Dengan lirik yang menyentuh dan melodi yang menggugah, Bernadya tidak hanya menghadirkan musik, tetapi juga sebuah perjalanan emosional yang mengajak kita untuk merenung dan merasakan. Jadi, siapkan diri Anda untuk terhanyut dalam setiap nada dan biarkan suara galau Bernadya menjadi teman setia dalam menghadapi liku-liku kehidupan, karena di balik setiap lagu selalu ada kisah yang siap menghangatkan hati dan menguatkan jiwa. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi dunia musiknya yang penuh makna, perjalanan emosional ini baru saja dimulai!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H