Jumlah anak jalanan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan berbagai alasan, terutama pada masa krisis. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya. Di Jawa Timur terdapat 6.000 orang anak jalanan dan sekitar 4.000 anak terdapat di Surabaya. Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat tinggal dan harus tetap bertahan walau hanya beratap langit.
Ketertarikan kami kepada anak jalanan bermula ketika permasalahan tentang anak jalanan yang tiada habisnya. Pandangan kami seolah terbuka ketika dosen menghadapkan kami pada suatu keadaan riil yang selama ini kami hindari. Di satu sisi anak jalanan adalah aset negara, bahkan sebagian dari mereka akan menjadikan penentu masa depan negara. Anak jalanan sama seperti anak-anak pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah tempat dan proses hidupnya.Â
Suatu studi menjelaskan dari 50 anak jalanan usia 12-21 tahun, sebanyak 25% anak jalanan yang berpasangan melakukan hubungan seksual. Jumlah tersebut dapat meningkat jika tidak adanya usaha preventif yang dilakukan. Minimnya tingkat pendidikan serta kurangnya pengetahuan membuat anak jalanan kurang mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Budaya anak jalanan sering kali menganggap seks bebas adalah hal yang biasa.Â
Mahasiswa adalah agent of change. Peran tersebut merupakan beban yang harus ditanggung oleh setiap mahasiswa di seluruh penjuru. Kita tidak boleh hanya tinggal diam saja melihat problematika tersebut, perlu dilakukan suatu gerakan mahasiswa. Visi Exchellent With Morrality yang diajarkan universitas menjadi patokan bagaimana seharusnya mahasiswa bersikap dan bertindak. Mahasiswa dituntut peka terhadap lingkungan dan menghasilkan ide-ide baru untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.
Kami akhirnya menghasilkan suatu gerakan dengan metode permianan yang berbasis preventif. Gerakan ini kami beri nama GEM’S (Games Edukasi Monopoli Sistem reproduksi) metode pembelajaran khusus anak jalanan untuk menurunkan jumlah seks bebas di kalangan anak jalanan. Banyak anak jalanan yang berusia di bawah 10 tahun menjadi obyek seks bukan atas kemauan sendiri. Kalau semula dilakukan secara terpaksa, lama kelamaan kondisi ini mereka nikmati, sehingga hasil akhirnya jumlah PSK semakin meningkat.Â
Beberapa anak jalan yang ada SSCS (Save Street Child Surabaya) tak jauh berbeda kondisinya dengan anak jalanan pada umumnya. Pakaiannya kusuh, kotor dengan seutas senyum yang malu ketika ditanya namanya. Disitulah hati kami akan tersentuh ketika melihat kondisi di lapangan yang sesungguhnya. Mereka tidak akan mencerminkan kepedihan, hanya luka di hati yang tak terlihat.Â
Target sasaran gerakan kami sebenarnya adalah anak-anak jalanan yang pernah melakukan hubungan seks. Ketika mereka memperoleh GEM’S ini meraka akan takut atau bahkan tidak akan lagi melakukan hubungan seksual selain pada pasangan resmi. Hanya saja kami belum mengetahui apakah semua anak jalanan yang berada di SSCS sudah pernah melakukan hubungan seksual.Â
GEM’S dipilih karena kecenderungan banyak anak jalanan yang tidak menyukai pembelajaran, mereka bosan dengan belajar. Kehidupan mereka yang keras di jalanan membuat aktivitas mereka yang hanya bermain, mencari uang dan berhura-hura. Sehingga metode permainan ini sesuai dengan kondisi anak jalanan. Selain itu GEM’S dapat digunakan anak jalanan sebagai media refreshing akibat penat seharian berjuang hidup. Disini mereka dapat tertawa, bercanda dan merasakan menjadi anak-anak yang sesungguhya.
Permainan ini mungkin tidak akan terlihat efeknya jika dilakukan sekali saja namun dengan dilakukan secara terus-menerus (continue) permainan ini dapat menghasilkan efek yang membangun. Mereka tidak akan main sendiri melainkan dipandu oleh satu pemandu yang menggantikan posisi banker pada permainan monopoli pada umunya. Pemandu disini berfungsi sebagai fasilitator, penyaji serta kunci keberhasilan gerakan GEM’S ini.
Usaha preventif yang kami lakukan mungkin hanya mengurangi masalah-masalah kecil di negeri ini. Pada umumnya masalah kecil akan menghasilkan masalah yang lebih besar. Sehingga kami berharap gerakan ini dapat mencegah permasalahan-permasalahan yang lebih besar di negeri ini. Karena Indonesia akan menyambut Golden Periode di seratus tahun kemerdekaan. Kami berharap akan ada banyak anak negeri yang mampu menjadi pengemban masa depan Indonesia Cemerlang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI