Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... -

Aku kan berusaha memberikan yang terbaik dariku untuk orang-orang tercintaku(especially my family....) untuk orang -orang di sekitarku...... dan untuk semua yang telah berjasa padaku..... hingga saat ini aku bisa berada disini..... di kampus VI kebumen PGSD FKIP UNS......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Kritis Menjadi Kreatif

1 Desember 2010   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan dalam membandingkan beberapa masalah yang ada, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang menjadi solusi dari masalah tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Oleh karena itu, manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa berpikir bagaimana menjadikannya hidupnya lebih baik, dan mampu menjalani suatu masalah sepelik apapun yang dihadapi. Proses berfikir tersebutlah yang akan menghasilkan ide-ide baru yang bisa mengatasi masalah tersebut. Proses tersebut yang akan memacu seseorang menjadi kreatif.

Masa kanak-kanak merupakan masa eksplorasi. Pada masa ini anak sedang mengalami perkembangan kemampuan berpikir yang sangat cepat. Ia membutuhkan sebanyak mungkin informasi yang ada di lingkungan sekitar agar perkembangan kemampuan berpikirnya semakin cepat. Merangsang anak berpikir kritis dan konseptual akan sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian di masa depan.

Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir konseptual juga lebih mampu mengenali dan mengelompokkan informasi-informasi, sehingga informasi yang kompleks menjadi lebih sederhana untuk dipahami. Inilah yang dimaksudkan dengan organisasi informasi.Selain itu, anak cenderung akan tumbuh menjadi orang yang memiliki kemampuan berpikir inovatif. Kematangan konseptual membawa anak kelak mampu berpikir besar. Hal-hal yang di mata orang lain tidak bermakna bagi dia justru mendatangkan ide-ide segar yang kreatif. Para ahli menyebut manfaat terakhir dari berpikir tinggi (konseptual) ini sebagai berpikir non-algoritmik.

Merangsang anak usia untuk berpikir tinggi kritis bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan merangsang anak untuk menemukan definisi makna dari benda-benda alam, akan besar manfaatnya bagi anak. Anak akan menyadari bahwa lingkungan alam dan benda-benda yang ada di sekitar kita merupakan sumber ide yang berharga. Merangsang anak berpikir konseptual dengan menanyakan definisi makna, merupakan cara yang paling sulit. Kesulitan ini terletak pada bagaimana kita mengemas pertanyaan agar mudah dicerna anak.

Kita dapat memberikan sentuhan pendidikan dengan menunjukkan manfaat benda-benda yang ada di sekitarnya. Ini tidak hanya bermanfaat untuk memacu kemampuan berpikir anak, juga bermanfaat untuk memberikan sentuhan perasaan dan kasih sayang. Anak yang terbiasa memahami definisi penerapan, akan terdorong untuk berpikir kreatif dan ia akan terangsang untuk melakukan hal-hal baru. Kemampuan berpikir besar dengan menghasilkan ide-ide cemerlang dimulai dari sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun