Mohon tunggu...
Iqbal ramadhani
Iqbal ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif Program Studi Televisi dan Film (Pstf) Universitas Jember (unej)

Selanjutnya

Tutup

Film

Kolaborasi Profesi dalam Pembuatan Film Dokumenter: Menyatukan Kreativitas untuk Mengangkat Budaya Lokal

8 November 2024   00:07 Diperbarui: 8 November 2024   00:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

“Kita meyakini bahwa membangun ekosistem ekonomi kreatif butuh kolaborasi, kerjasama, membangun jejaring dengan semua pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam suatu perusahaan, proyek, atau kegiatan tertentu,” ujar Wawan di Jakarta, Jumat (21/9/2018). Beliau menjelaskan, kerjasama itu penting untuk membangun ekosistem karena hampir jutaan pelaku ekonomi kreatif menjalani aktivitas tersebut.

Mengangkat tema budaya lokal dalam pembuatan film dokumenter

Film dokumenter yang biasanya mengangkat isu sejarah, biografi, dan kejadian di dunia yang dapat mengubah perspektif masyarakat atau sebagai ajang propaganda sudah sangat banyak di produksi, merupakan kerugian besar bila kita tidak mencoba melihat di sekitar atau lingkungan hidup kita yang memiliki sangat banyak budaya lokal, dari budaya yang sampai sekarang masih eksis dan budaya lokal yang sudah hampir menghilang di telan zaman, seperti tarian lokal, acara tahunan, ritual, bahasa daerah maupun budaya seni yang mana anak muda zaman sekarang terkadang tidak acuh dan tidak peduli dengan pupusnya budaya, tanpa adanya keinginan untuk melanjutkan atau meneruskan budaya masyarakat.

Dengan pembuatan film dokumenter yang mengangkat tema budaya lokal, kita dapat mengenalkan dan memberi tambahan wawasan kepada orang orang yang belum tau atau jauh dari daerah tersebut, karna seperti yang kita tau, di Indonesia sendiri sangat banyak budaya lokal, yang tiap daerah pasti memiliki budayanya sendiri, entah itu kebiasaan masyarakat yang unik, atau budaya masyarakat yang di kemas dalam bentuk kesenian.

Memasukkan tema budaya lokal dalam film dokumenter akan sangat bermanfaat, selain memberi pengetahuan dan memberikan informasi yang akurat, sekaligus mengenalkan budaya masyarakat di daerah tertentu agar dikenal di semua daerah di Indonesia, dengan begitu akan tumbuh rasa kepemilikan akan budaya bagi orang orang yang menempati daerah tersebut, serta rasa keingintahuan orang orang di berbagai daerah akan budaya tersebut.

Suatu saat ketika salah satu budaya di Indonesia sudah pupus dimakan zaman, kemungkinan besar kita dapat melihat atau menonton film dokumenter yang mengangkat tema budaya lokal untuk meneruskan atau mempelajari kembali kebudayaan atau keseniannya, sehingga meskipun tidak adanya pewaris budaya di daerah itu, kita masih bisa mengetahuinya dengan menonton film dokumenter.

Seperti program yang dibuat oleh BRIN (badan riset dan inovasi Nasional) yaitu program akuisisi budaya lokal, yang dibuat guna mendapatkan dan mendokumentasikan berbagai konten pengetahuan lokal dalam bentuk buku maupun audio-visual, salah satunya film dokumenter.

Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Universitas Jember (UNEJ) Bekerja sama dengan BRIN dalam tugas uts yang mereka kerjakan, yaitu membuat film dokumenter dengan tema budaya lokal.

Film dokumenter yang dibuat dengan mengikuti program akuisisi BRIN akan di upload di channel YouTube BRIN ketika di approve atau di setujui untuk ditayangkan, dengan hak cipta dan hak milik masih milik pembuat film, dan BRIN mendapatkan hak untuk menyiarkan film nya.

Saya harap dengan adanya program dari BRIN dapat mendukung sineas untuk membuat film dokumenter dengan tema budaya lokal, dengan demikian, negara memiliki arsip tentang budaya budaya tiap daerah yang sangat jarang orang orang di luar daerah tersebut mengetahuinya.

Kesimpulannya, film dokumenter yang mengangkat tema budaya lokal sangat dibutuhkan negara maupun masyarakat untuk mendokumentasikan budaya budaya yang tersebar di tiap daerah, guna untuk pengingat, pengetahuan maupun pembelajaran bagi tiap penonton, serta keikut sertaan konsumen dalam melestarikan dan mempertahankan budaya, sehingga budaya kita akan terus terjaga dan terus diminati sampai kapanpun, meskipun di era yang serba digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun