Mohon tunggu...
Nathalia Kusumasetyarini
Nathalia Kusumasetyarini Mohon Tunggu... -

semangat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semangat

17 Mei 2015   00:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya mencintai pekerjaan menjadi guru, menyayangi murid-muridku. Meski belum tentu mereka membalas kasih sayangku.

Hari itu, saya duduk mendampingi murid lesku yang mengalami kesulitan belajar maupun dalam pergaulan. Namanya Anton berusia 17 tahun. Rasa kasihan bercampur gemes, karena setiap penjelasan yang sudah kuberikan secara perlahan-lahan tidak juga dia pahami. Materi persamaan kuadrat memang bukan pelajaran yang mudah, namun materi itu merupakan materi yang wajib dipelajari setiap murid kelas X SMA.

“Ayo semangat, kamu pasti bisa.” itulah kata-kata yang selalu kuucapkan untuk menyemangatinya. Dan kulihat dia pun termotivasi dan terus berusaha keras mengerjakan sebuah soal yang kuberikan kepadanya mengenai cara menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menggunakan metode memfaktorkan.

“Ayo Anton, coba cari dua bilangan bila dijumlah 5 dan dikali 6. Berapa bilangan itu?”

Dengan pelan penuh keraguan, Anton menjawab “5 dan 1? Benar tidak ya bu?”

“Mari kita selesaikan bersama-sama.”

Hampir 15 menit, akhirnya soal terselesaikan. “Baik, Anton sekarang kamu sudah mengerti bahwa persamaan kuadrat mempunyai akar-akar dan . Bagaimana kalau kita coba soal yang lain? Coba sekarang selesaikan persamaan kuadrat .”

“Ya bu” jawab Anton. Tangannya yang putih kurus untuk ukuran tinggi badannya yang mencapai 165 cm segera mengambil pensil dan menulis di bukunya.

“Aduh bu, saya tidak bisa. Menyerah.” Anton membanting pensilnya sambil menghempaskan badannya ke kursi.

“Tenang Anton, mari kita selesaikan bersama-sama lagi.”

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.45 WIB, padahal soal belum selesai. Aku terus mempercepat dalam menerangkan. Tepat 20 menit kemudian soal akhirnya selesai. “Baik Anton, jadi penyelesaian persamaan kuadrat adalah dan . Nanti sampai rumah, istirahat dahulu. Setelah itu kamu ulangi lagi kedua soal yang hari ini kamu pelajari tadi ya.

“Baik bu, saya pamit dahulu. Terima kasih bu.” Anton segera mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan saya. Kemudian segera menghampiri sepedanya.

Saya mengantarnya sampai pintu gerbang kost. Kulambaikan tanganku. Dalam hati, saya hanya bisa mengucapkan,”Maaf Anton, andai ku bisa membantumu.”

Anton adalah anak dengan IQ 86 dan pada waktu masih kecil mengalami penyakit meningokokus (kombinasi meningitis dan septikemia). Akibatnya, Anton mengalami gangguan pendengaran setelah terkena bakteri meningitis. Saat mengetahui kondisi Anton, mamanya pergi meninggalkan Anton dan kedua adiknya.

Papanya akhirnya berjuang sendiri menjadi orang tua tunggal dan harus mengasuh ketiga anaknya. Beruntung kedua adik Anton tidak mengalami kasus yang sama dengan Anton.

“Kring…” suara dering telepon kost berdering. Ika teman kostku segera turun ke bawah mengira telepon yang berbunyi dari kekasihnya. “Cece Ririn, telepon buatmu,” teriaknya. Saya segera turun penasaran. Belum pernah saya memberi nomer telepon kost kepada keluarga, teman-teman, dan murid-murid.

“Hallo, maaf mengganggu bu Ririn. Saya Bakti, papanya Anton.” Kata pria di ujung telepon.

“Hallo juga. Tidak mengganggu. Ada apa pak?” kataku.

“Saya mau minta maaf bu. Saya tadi membereskan tasnya Anton, ternyata amplop uang les yang sudah dua minggu yang lalu saya berikan Anton masih di tasnya, Saya menyesal tidak mengecek tasnya dari awal.” kata Pak Bakti.

“Tidak apa-apa pak, minggu depan saat Anton datang untuk les, bisa diingatkan lagi,” kataku.

“Terima kasih atas pengertiannya. Selamat malam bu,” kata Pak Bakti.

“Selamat malam juga pak,” kataku.

Lega hatiku, kukira ada masalah dengan Anton sehingga papanya harus telepon. Ku semakin simpati dengan Anton. “Semangat selalu Anton Tuhan pasti menyayangimu.”

Tugas E Training Terstruktur 2015 Angkatan 2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun