Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Bad Boys For Life", Film Pertama yang Tayang di ScreenX pada 2020

28 Januari 2020   23:40 Diperbarui: 28 Januari 2020   23:45 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bad Boys for Life (dok. Sony Pictures)

Nah, di saat lari-larian itulah konflik muncul. Tiba-tiba Mike ditembak oleh seorang pengendara motor sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Keanehan muncul karena ternyata Mike bukan satu-satunya korban. Selepas dirinya, korban-korban lain juga berjatuhan yang disebabkan oleh penembakan seorang pria.

Sejak itu AMMO, sebuah tim khusus yang ada di bawah pihak kepolisian yang diketuai oleh Letnan Rita (Paula Nonez) tak tinggal diam. Mereka pun berupaya mencari tahu siapa dalang dari tragedi ini.

Mike yang geram dengan insiden ini kemudian berupaya untuk ikut campur. Kendati ia telah dilarang untuk terlibat pada kasus yang menimpanya, ia tak peduli. Ia ingin segera menangkap siapa pelakunya.

Untuk menyukseskan misinya, ia kemudian meminta bantuan kepada Marcus untuk mengusut kasus ini. Semula Marcus tidak mau karena telah berjanji kepada tuhan untuk tidak melakukan kekerasan lagi jika Mike diselamatkan. Namun karena teringat dengan prinsipnya yakni "Bad Boys for Life", ia pun mengiyakan ajakan Mike.

Lantas, siapakah penembak Mike? Mampukah mereka menangkap si pelaku? Kenapa ia menembak Mike dan korban-korban lainnya? Apa pula motifnya? Semuanya akan terungkap di "Bad Boys for Life".

Dari segi cerita, "Bad Boys For Life" merupakan cerita yang seru, tapi bukanlah film yang istimewa. Bukan juga film yang buruk. Setidaknya saya masih bisa menikmatinya.

Kekurangannya hanya terletak pada unsur drama yang disisipkan di akhir cerita yang menguak hubungan antara Mike dengan pelaku penembakan. Menurut saya terkesan lebay dan dipaksakan seperti sinetron.

Namun dengan adanya format layar 270 derajat, film ini amat sayang untuk dilewatkan. Selain karena masih sangat jarang film yang mendukung format ini, hadirnya adegan kejar-kejaran yang terlihat nyata membuat kita seolah terlibat di dalamnya membuat merasa terhibur. 

Skor: 6.5/10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun