Ingin mengenal lebih lanjut tentang Ayam Pramugari, saya dan Mas Fuji  pun mewawancarai Pak Rahmat, anak dari pemilik rumah makan ini.  Beruntung ia sangat terbuka dan mau diwawancarai. Kami pun mengajukan  sejumlah pertanyaan.
Anak pemilik rumah makan ini menjelaskan bahwa yang membedakan ayam  pramugari berbeda dari pada umumnya adalah karena kaki pada ayam yang  disajikan panjang-panjang. Ayam ini adalah jenis ayam kampung dan  merupakan ayam asli Aceh. Meski tersebar banyak di Aceh, rasa ayam di  ayam pramugari dengan ayam di rumah makan lain berbeda.
Ide penamaan "pramugari" muncul dari pelanggan karena biasanya konsumen  yang datang adalah para pramugari. Maka dari itulah dinamakan "Ayam  Pramugari". Selain ayam pramugari, menu lain yang ditawarkan  adalah  kari kambing, gulai kambing dan ayam goreng. Ada-ada saja ya! Hoho.
Telah berdiri sejak 2001, ayam pramugari ini dipenuhi para pengunjung  hingga menghabiskan ayam sebanyak 300 ekor ayam per hari. Jangan harap  dapat makan di tempat ini pada malam hari. Sebab setiap harinya, rumah  makan ini hanya buka dari pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.Â
Setelah bertanya-tanya lebih dekat kepada Pak Rahmat, kami pun meninggalkan  rumah makan Ayam Pramugari dan kembali melanjutkan perjalanan. Saya harap saya dapat makan ayam pramugari lagi nanti! (tulisan dipublikasikan juga di blog pribadi: valandstories.blogspot.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H