Mohon tunggu...
Gani
Gani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengamat Yakin Pemindahan IKN untuk Wujudkan Visi Indonesia 2045

21 April 2022   13:38 Diperbarui: 21 April 2022   13:53 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal optimistis pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur sebagai strategi mewujudkan Visi Indonesia tahun 2045. "Tahun 2045 ke negara maju berstandar pertumbuhan ekonomi lebih tinggi per kapita," kata Faisal dalam program acara dialog di RRI, Rabu (20/4/2022). 

Ia menjelaskan, pemindahan ibu kota lebih ke konteks pemerataan karena ketimpangan Jawa dan luar Jawa dalam 20 tahun terakhir. Pemerataan wilayah tersebut harus dicapai disamping target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Menurut Faisal, dengan pemindahan ibu kota maka akan ada pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang lebih seimbang. Selain itu, permasalahan di Jakarta sebagai ibu kota seperti kemacetan dan polusi udara akan berkurang. 

Untuk pemerataan ekonomi, Faisal menyebut harus ada strategi pertumbuhan lebih tinggi dari pandemi Covid-19 yang hanya 5 persen. "Ibu Kota Baru itu pertumbuhan ekonomi terwujud dan ada perubahan tren," ujarnya. 

Faisal menambahkan, banyak strategi dan turunan yang harus diperhatian dalam pemindahan ibu kota. Strategi turunan itu meliputi; bagaimana memastikan pertumbuhan tidak hanya di Kalimantan Timur tetapi di seluruh Indonesia. 

Terutama di Indonesia Timur. Dengan demikian, pembangunan dalam konteks pemindahan ibu kota harus terkoneksi dengan wilayah lainnya. Poin lain yang harus dipikirkan adalah memindahkan industri-industri di Pulau Jawa ke Ibu kota baru. 

Strategi terakhir adalah bagaimana mengefisienkan logistik di luar pulau Jawa yang lebih mahal dari pada Pulau Jawa. Termasuk infrastruktur, manufaktur, dan sumber daya manusia harus diperhatikan. Faisal menekankan, proses pemindahan ibu kota memerlukan waktu dan proses yang panjang. 

Pemindahan tidak cukup dilakukan hanya dalam waktu 10 tahun. "Prosesnya bertahap. Memang ada tahapan inti dan tahapan lainnya. Ini jangka panjang dari periode ke periode. Dua puluh tahun bahkan lebih. Jadi ada kesinambungan antar rezim. Ini prosesnya tidak sebentar dan ini harus disadari," kata dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun