Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lembar Elegi Johan Pahlawan

17 Februari 2021   23:37 Diperbarui: 18 Februari 2021   00:00 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: via tirto.id

Saat itu sandyakala telah hilang, tutup hari menuju gelap malam

Terdengar sayup suara memanggil, kisruh kehancuran di depan mata

Bumi serambi indah nan permai, diliput cemas rasa was-was kian mencekam

Serdadu-serdadu terkutuk itu mencelupkan kakinya di tanah para pejuang

Dari penjuru takbir digaungkan, mengadu dalam hela nafas tersisa


Dersik kian laju berhembus, seolah bersorak pada muda balia 

Jika tetap tunduk menutup mata bila tiba kezaliman

Esok 'kan ada genangan darah jiwa-jiwa tak berdosa

Itulah 'kan kau lihat dengan matamu aliran darah saudaramu

Pekikan dari barat keras terdengar, muak tuk tetap menjura pada penjajah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun