Mohon tunggu...
Nurul Khawari
Nurul Khawari Mohon Tunggu... Koki - Juru ketik, tinggal di Kartasura, Solo

http://www.facebook.com/nkhawari

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ironi Suporter Bola

5 Juni 2012   06:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepak bola merupakan olah raga yang sangat popular di Indonesia. Dibanding cabang olah raga lain, sepak bola lebih banyak menyedot perhatian. Setiap event pertandingan selalu dipenuhi penonton. Mereka datang secara berkelompok atau sendirian untuk tujuan yang sama, menyaksikan dan mendukung laga team kesayangannya.
Meskipun Sepak Bola terkesan sebagai olah raga yang sangat laki laki, namun saat ini terjadi pergeseran. Sepakbola bukan lagi didominasi laki laki, kaum perempuan saat ini banyak yang menggemari jenis olah raga permainan ini. Sepak bola juga menjadi tontonan semua usia baik tua, muda, anak anak. Bahkan penonton sepak bola juga tidak memandang strata sosial ataupun jabatan. Mereka berbaur bersama dan disatukan oleh kesamaan team yang mereka dukung. Sepak bola telah menjadi tontonan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai status dan strata sosialnya.

Dalam laga pertandingan sepak bola, penonton atau suporter memiliki posisi yang penting. Makna pentingnya barangkali sejajar dengan pemain yang sedang berlaga dilapangan. Tanpa supporter, pertandingan sepak bola tidak lagi menarik. Dari sisi industri sepak bola, suporter juga memiliki daya maghnit untuk menghadirkan sponsor dan pasar utama dalam penjualan marchandis yang menguntungkan bagi klub. Sepak bola adalah “industri” yang melibatkan fanatisme. Sehingga supporter tidak bisa dipisahkan dari permainan sepak bola itu sendiri.

Para pecinta sepak bola memiliki rasa fanatisme yang tinggi terhadap tim sepak bola yang diidolakannya, untuk itu mereka mengimplementasikannya dengan cara bergabung ke dalam komunitas suporter sepak bola dengan tujuan untuk memberikan dukungan kepada tim kesayangannya. Alhasil dibentuklah organisasi suporter sepak bola yang mewadahi komunitas suporter dan berperan menjadi pemasok dukungan untuk team yang berlaga.

Namun ironinya, sejauh kita menyaksikan hingga saat ini, organisasi supporter sepak bola seolah hanya berperan dalam memobilisir penonton dan mengatur suporter dalam memberikan dukungan pemain yang sedang berlaga dan memelihara fanatisme. Hal lain terkait dengan kiprah mereka di luar stadion sebelum atau sesudah pertandingan sering kali tidak terkontrol oleh organisasi suporter. Padahal, berbagai aksi vandalems dan kerusuhan menyangkut supporter lebih sering terjadi di luar stadion sebelum atau setelah pertandingan berlangsung. Penghadangan dan bentrok antar supporter sering terjadi di luar stadion. Barangkali kita ingat kasus bonek yang dikenal sebagai suporter militant klub persebaya yang dihajar oleh supporter klub yang berbeda hampir disetiap kota yang dilaluinya.

Diluar stadion, suporter dari dalam kota juga seringkali melakukan konvoi dijalanan saat menuju atau meninggalkan lokasi pertandingan. Publik hafal benar bahwa dimana terjadi pertandingan sepak bola, jalanan kota menuju stadion bukan lagi milik publik, tapi “milik supporter” sepak bola. Berkumpulnya massa dalam jumlah yang banyak dengan kesamaan identitas seringkali membuat suporter menjadi lebih agresif dan arogan.

Di tengah keadaan tersebut, kita hanya bisa menyaksikan sebuah episode persepakbolaan Indonesia yang mempertunjukkan barbarisme supporter yang disebabkan arogansi, fanatisme yang berlebihan, provokasi dan unfairness dalam pertandingan.

Politik Dalam Organisasi Suporter
Mengelola dan mengendalikan organisasi supporter bukan urusan yang sederhana. Namun bagaimanapun organisasi suporter memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan suporter untuk bisa menjadi penonton dan pendukung sepak bola yang baik di dalam maupun diluar stadion.

Keberadaan suporter yang rusuh dan liar bukan hanya menjadi masalah persepakbolaan Indonesia. Di luar negeripun juga terjadi hal serupa dengan skala yang bahkan lebih menghawatirkan. Diluar negeri, seringkali  suporter bola datang ke stadion tidak hanya membawa identitas klub bola yang didukungnya. Identitas dan panji panji politik sering mereka bawa serta. Dalam persepakbolaan di Indonesia, meskipun unsur politisasi tersebut ada, namun sejauh ini belum teridentifikasi adanya lambang lambang politik yang masuk ke stadion. Sinyalemen beberapa kalangan bahwa organisasi suporter (dan organisasi atau klub sepak bola) disusupi oleh kepentingan politik tertentu sejauh ini ternyata ikut memperburuk kondisi.

Disamping berbagai persoalan persepakbolaan yang mendorong munculnya agresivitas massa, perilaku suporter yang liar  seringkali disebabkan karena hadirnya supporter yang memiliki karakteristik personal yang suka rusuh. Aksi supporter hooliganisme dan vandalisme semacam ini seringkali berada dibawah pengaruh minuman alkohol illegal.  Mereka juga sering menjadi pendorong (provokasi) hingga agresivitas menjadi kian meluas untuk menjadi pengacau dijalanan sepulang dari nonton pertandingan sepak bola.

Membentuk supporter yang positiv kuncinya melalui pembangunan organisasi supporter yang lebih sehat dan dinamis serta terlepas dari kepentingan diluar urusan persepakbolaan. Mengorganisasi supporter melalui rayonisasi seperti yang dilakukan Pasoepati sejauh ini cukup menarik. Dimana rayonisasi ini memungkinkan terjadinya koordinasi supporter menjadi lebih baik. Mereka biasa membangun cirikhas tertentu dan menunjukkan kekompakkan sejak keberangkatan menuju stadion. Namun nampaknya dalam titik keberangkatan dan kepulangan supporter berdasar rayonisasi tersebut perlu dilakukan kontrol lebih serius. Karena selama ini “gangguan” oleh supporter yang banyak dialami publik terjadi saat dilakukan konvoi jalanan oleh para supporter. Melalui rayonisasi pembinaan supporter lebih mungkin untuk dilakukan. Sehingga spirit hooliganisme dan vandalisme bisa dikikis untuk menciptakan sepak bola damai yang menjauhkan perilaku supporter dari tindakan teror publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun