Dan masih banyak lagi tokoh publik yang menyuarakan tanggapannya di media.
"Dirty Vote" ini bisa menuai banyak komentar pro dan kontra dikarenakan sudut pandang dari penonton yang berbeda-beda.
Jika dilihat dari sudut pandang netral dan tidak berpihak pada kandidat manapun, dokumenter tersebut tidaklah mengandung unsur yang bermaksud untuk menjatuhkan kandidat manapun.
Berbeda lagi jika kita melihat dari sudut pandang disaat saat kita pro terhadap salah satu kandidat, jika kita diposisi seperti itu, kita akan berfikir bahwa kandidat yang tengah kita dukung sedang berusaha dijatuhkan lewat "Dirty Vote".
Jumlah orang yang pro tidak kalah dari yang kontra, banyak sekali penonton yang mengatakan bahwa  matanya terbuka dan mampu melihat tentang apa yang terjadi dan membuat mereka menjadi lebih bijak untuk memilih dalam Pemilu kali ini.
Karena perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang, setiap hari bahkan setiap menit banyak dari kita yang tidak pernah lepas dari gadget, kita bisa mendapatkan informasi dan mengakses berita apapun yang sedang ramai dibicarakan.
Jika kita melihat dan membuka mata, anak-anak muda hingga orang dewasa di zaman sekarang ini banyak  yang mudah sekali dipengaruhi oleh berita yang bertebaran di media sosial tanpa mencari tahu latar belakang dan akar dari berita tersebut.
Banyak sekali anak-anak muda dan orang-orang dewasa fomo yang memilih pemimpin hanya berdasarkan informasi yang setengah-setengah yang diunggah di media sosial, tanpa mencari tahu lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi.
Kita harus berhati-hati saat membaca atau menonton berita yang menyampaikan informasi.
Sering kali kita semua keliru saat mencoba menyerap atau mengelola informasi dan tidak tahu mana yang fakta dan mana yang hoaks.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bukan hal aneh jika setiap timses dari kandidat-kandidat memiliki buzzer yang mereka bayar untuk membuat nama kandidat tertentu naik dengan cara memperbanyak komentar dan postingan spam diberbagai platform sosial media.