Tinggal jauh dari sanak keluarga serta hidup mandiri memang wajib pasalnya bagi kamu yang memutuskan untuk merantau ke negeri orang. Pertama kali aku menginjakkan kaki di Beijing, aku tidak terlalu khawatir karena sebagian besar kebutuhanku seperti pendaftaran universitas dan pembayaran uang semester, hingga tempat tinggal sekalipun sudah aku terima dalam bentuk instan (sudah diurus semua oleh agen pendidikan yang mengantarku). Tapi kesulitan baru melanda saat aku menjalani kuliah di tahun kedua, dimana kami diharuskan untuk keluar dari asrama universitas dengan alasan memberi ruang bagi murid-murid yang baru saja tiba. Beruntungnya di tahun 2012 lalu masih banyak broadcast message tentang penyewaan apartemen tanpa perantara, sehingga aku tidak terlalu kesulitan dalam menentukan pilihan.Â
3 tahun berlalu sudah, apartemen tempatku berteduh selama ini tidak bisa lagi menjadi atap pelindung hingga aku meraih gelar sarjana. "Sekarang kok berasa susah amat ya mau nyari rumah? Perasaan dulu banyak banget broadcast sewa rumah, kok sekarang adem ayem gini? Emang pada dikemanain ya tuh rumah?"Â
Akhirnya sampailah pilihanku untuk meminta bantuan kepada agen perantara sewa rumah, dan ini beberapa anggapanku yang mungkin juga bisa menjadi pembelajaran bagi kamu yang nantinya juga akan menggunakan jasa mereka:
1. Kamar atau kandang burung?
Tiongkok bisa menjadi negara ekonomi nomor satu di dunia mungkin salah satunya didasari dengan faktor kreatifitas masyarakatnya dalam memanfaatkan segala sesuatu seekonomis mungkin. Seperti contohnya para agen penyewaan apartemen yang menyulap apartemen dengan kapasitas 2 kamar menjadi 3 kamar bahkan bisa menjadi 4 kamar. Entah dengan meniadakan ruang tamunya, dapurnya, atau gudangnya sekalipun. Semakin banyak kapasitas kamar yang tersedia, maka semakin mahal pula harga apartemen tersebut. Jadi, jangan heran jika kamu menemukan kamar kecilnya yang mungkin bisa disebut seperti kandang burung karena kondisinya sangat tidak layak ditinggali oleh orang normal. Dan jangan heran juga jika masyarakat Tiongkok sendiri dapat hidup dalam kondisi apartemen yang seperti itu, bahkan mereka menganggapnya sebagai hal yang biasa.
Atau yang lebih hebat, saat aku diantarkan ke sebuah apartemen studio di mana kamar tidur, dapur, dan kamar mandinya terletak di dalam satu ruangan, namun tidak ada jendela untuk masuknya cahaya matahari, hanya ada lubang ventilasi kecil di atas pintu. "Yang idup di sini apa ga cepet mati ya?"Â Â
2. MLM ala agen
Jika di Indonesia kamu sering menjumpai model MLM seperti Tiens, Oriflame, CNI, dan lain-lain, di Tiongkok khususnya di Beijing, kamu akan menjumpai yang namanya MLM agen penyewaan apartemen. Bagaimana bisa?
Pertama-tama aku ditawarkan untuk melihat sebuah apartemen oleh agen X. Setelah setuju dengan kondisi apartemen tersebut, maka selanjutnya aku melakukan proses tawar menawar untuk harga sewa dan biaya agen. Ketika itu juga akan ada agen Y yang datang untuk mengacaukan semua yang sudah aku sepakati sebelumnya dengan agen X, sehingga aku harus berkutat lagi dan pada akhirnya menghasilkan keputusan yang sama dengan sebelumnya. "Lagian loe siapa sih? dateng-dateng udah kepo ajah ngatur ini itu. Ujung-ujungnya setuju juga kan, buang waktu gue ajah debat sama loe!"
Setelah urusan dengan agen X dan Y selesai, mereka mengantarmu untuk menandatangani kontrak di kantor agen Z. "Lahhh kok agennya beda lagi? Ini gue lagi pake agen yang mana sih?"Â