Mohon tunggu...
Husain Njet
Husain Njet Mohon Tunggu... -

Pemikir kecil yang berharap bisa melakukan hal besar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta tepat Sasaran

17 Desember 2013   13:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhaaann,,,

Aku rindu malam-malam seperti ini. Ketika malamku dihias tinta yg setia, ketika pena ini mengusap tangisku, ketika bintang menjadi obat dan bulan menjadi penyemangat.

Ya, malam-malam ketika ku menikmati tangis. Menikmati lampu kuning yang berjejer. Menikmati sehelai nafas sunyi, sendiri, sepi, hanya berteman pena nan setia.

Ya, hidupku berubah. Aku tau, tuhan tak kan membiarkan seorang pencari berjalan gontai tak tau arah tujuan. Ketika ku patahkan jiwaku dengan nafsu, Tuhan mengobatinya dengan asa. Ketika ku berfikir tak kan ada lagi tempat berteduh, Tuhan mengirimkan paying-Nya agar ku tak berputus asa. Ketika aku lupa akan-Nya, melukai-Nya, memancing kemarahan-Nya, tahukah engkau? Dia sama sekali tidak menghukumku. Kau tau bagaimana cara-Nya mengingatkanku?

Aku ingat sekali ketika aku berlumuran dosa, resah gelisah tak tau hendak kemana. Hati ingin kembali tapi tak tau apa yang harus ku lakukan. Ketika aku malu menghadap-Nya karena mukaku adalah muka durhaka. Ketika itu Dia mengingatkanku. Mengingatkan hati ini, dia seakan berkata, “Jangan takut wahai hamba, Aku selalu ada.” Tahukah engkau bagaimana cara dia mengingatkanku?

Dengar….. dengarlah! Dia membelaiku, menunjukkan kasih sayang-Nya padaku, menghapus air mataku. Ohh terbuat dari apa hati lembut-Mu? Sehingga Engkau mengingatkanku dengan anugerah. Ketika perbuatanku melukai hati-Mu, mengapa Kau malah semakin baik kepadaku?

Ohhh tuhan, demi apapun ku tak mengerti. Ketika sekitarku menghukumku agar aku jera dan tak mengulangi nistaku, Kau malah mengundangku!  Memberiku hidangan cinta! Menyayangiku seakan aku tak pernah durhaka.

Tuhan, andai aku mampu.. ku akan tunggu sampai gelapnya malam tanpa bintang, ketika semua mata telah terlelap dan tak peduli padaku. Ketika itu akan ku ketuk pintu kamar-Mu, agar tak siapapun mendengar dan tak siapapun mengetahui bahwa aku akan berkata, “I LOVE YOU”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun