Mohon tunggu...
muhammad nizarmaulana
muhammad nizarmaulana Mohon Tunggu... Buruh - kuliah di iain kudus program studi ilmu hadits

sebagai kutubuku yang membuat gatal isi kepala suka ma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Kembalinya Selat Muria Itu Nyata?

27 Maret 2024   00:20 Diperbarui: 27 Maret 2024   00:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

APAKAH DEMAK KEMBALI MENJADI SELAT MURIA?

Akhir-akhir ini banjir di Kabupaten Demak,Jawa Tengah sering dikaitkan dengan kembalinya selat muria.Banjir yang menenggelamkan 90 desa di 11 kecamatan itu merupakan banjir terparah 30 tahun terakhir.

Meskipun banjir tersebut termasuk banjir yang mengerikan seperti yang dilansir laman resmi BNPB(Badan Nasional Penanggulangan Bencana)hingga dapat menewaskan 8 jiwa dan membuat 19.559 jiwa terpaksa mengungsi,akan tetapi netizen +62 menanggapidengan prespektif yang berbeda yang menganggap peristiwa tersebut adalah suatu kewajaran mwngingat daerah Demk dulu adalah wilayah selat -selat muria- yang menjadi daratan.

Apakah kembalinya selat muri aitu fakta?

Menurut Wikipedia selat Muria pernah ada dan menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Muria Selat ini dulunya merupakan daerah perdagangan yang ramai, dengan kota-kota perdagangan seperti Demak, Jepara, Pati, dan Juwana. Pada sekitar tahun 1657, endapan sungai yang bermuara di selat ini terbawa ke laut sehingga selat ini semakin dangkal dan menghilang, sehingga Pulau Muria menyatu dengan Pulau Jawa.

Menurut beberapa sumber, banjir di Demak tidak berkaitan langsung dengan Selat Muria. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa banjir di Demak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jebolnya tanggul1.

Selain itu, seorang pakar geologi dari UGM juga menyebutkan bahwa Selat Muria tidak akan muncul lagi karena proses geologi berupa erosi Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang oleh jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih terus berlangsung hingga saat ini serta membawa sedimen yang cukup tinggi.

Badan Geologi juga menampik isu akan terbentuk kembalinya Selat Muria yang telah hilang sekitar 300 tahun yang lalu pasca banjir Demak3. Salahuddin Husein, seorang analis, juga menegaskan bahwa banjir parah yang terjadi di Demak tak ada sangkut pautnya dengan Selat Muria.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa banjir di Demak bukan hanya disebabkan oleh faktor alam saja, melainkan juga oleh jebolnya tanggul

. Salahuddin Husein juga menegaskan bahwa banjir parah yang terjadi di Demak tak ada sangkut pautnya dengan Selat Muria.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bahwa banjir di Demak disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, eksploitasi alam secara berlebihan, dan skema mitigasi yang kurang. Oleh karena itu, upaya penanggulangan dan pencegahan banjir harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun