Mohon tunggu...
Nizla Maratussolihah
Nizla Maratussolihah Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang belajar menulis

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Itu Stunting?

18 November 2020   17:42 Diperbarui: 18 November 2020   17:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Berdasarkan WHO di Indonesia sendiri saat ini berada dalam kondisi darurat stunting. Stunting memang masih asing di dengar masyarakat Indonesia. Ini juga yang menjadi salah satu penyebab semakin tingginya angka stunting di Indonesia. Bayangkan saja jika 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting. Berdasarkan data pemantauan Status Gizi yang dilansir dari situs Kemenkes RI, pada 2016 angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,5 persen. Bahkan pada 2017 angkanya meningkat menjadi 29,6 persen. Angka ini menempatkan Indonesia berada pada status kronis. Sebab WHO mengklasifikasikan negara mengalami status kronis jika angka prevalensinya melebihi 20 persen.
Dampak Stunting Pada Anak
Selain pertumbuhan yang terhambat, stunting pada anak juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan juga sosial di masa depan. Dilansir dari Buletin Stunting Kemenkes RI tahun 2018 berikut beberapa dampak stunting.
Dampak stunting pada anak jangka pendek:
Meningkatkan potensi sakit dan kematian pada anak
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak menjadi terhambat dan tidak optimal
Meningkatkan biaya kesehatan.
Dampak stunting pada anak jangka panjang:
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, lebih pendek ketimbang orang-orang seusianya
Meningkatkan risiko obesitas dan mengidap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan lain-lain.
Kesehatan reproduksi yang menurun
Kapasitas belajar dan performa yang tidak optimal saat masa sekolah
Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal saat dewasa.
Selain dampaknya kita juga harus tahu apa saja sih ciri-ciri/ tanda bila anak mengalami stunting. Berikut ini adalah tanda dan ciri-ciri anak stunting yang wajib kita waspadai:
Bertubuh Pendek
Anak stunting sudah pasti akan memiliki perawakan pendek. Hal ini dapat dengan mudah dilihat dan dibandingkan dengan teman-teman seusianya.
 Sering Sakit
Salah satu gejala stunting adalah menurunnya fungsi kekebalan tubuh akibat kurangnya nutrisi dalam waktu berkepanjangan.
Menurunnya Kemampuan Kognitif
Ciri-ciri anak stunting ini adalah yang paling mengkhawatirkan. Stunting akan mengakibatkan kemampuan kognitif anak menurun, yang ditandai dengan IQ rendah bahkan hingga dikategorikan retardasi mental.
Bertambah Gemuk
Pada anak stunting, ia akan mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang memengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut membuat anak stunting lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang terganggu.
Setelah kita mengetahui ciri-cirinya kita juga tidak boleh langsung mendiagnosa sendiri kondisi anak kita, misal anak kita ada ciri-ciri stunting itu belum tentu anak kita terdiagnosa stunting lebih baik konsultasi dengan dokter yang lebih berpengalaman agar penanganannya benar mengenai kesehatan anak kita.
Kita tidak usah khawatir, karena WHO sudah memberikan solusi pencegahan stunting. WHO menyebut bahwa stunting tidak dapat disembuhkan, namun bisa kita cegah. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting.
Kesehatan ibu yang baik
Memenuhi asupan gizi ibu hamil
Pentingnya ASI eksklusif untuk pencegahan stunting
Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
Rajin ke Posyandu
Menjaga kebersihan sanitasi dan limgkungan
Jaga kebersihan makanan
Stunting masih mejadi salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita oleh anak-anak di Indonesia. Pengetahuan mengenai stunting ini sangat perlu ditujukan kepada calon ibu dan para ibu-ibu agar kita dapat mencegahnya. Kan pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Pemerintah telah menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Agar target penurunan angka stunting nasional tetap tercapai, dibutuhkan strategi kebijakan di tingkat daerah dengan cara mengadakan sosialisasi terhadap bahaya stunting.

Sumber : 1. dr. Inggriani Tobarasi, SpA, Mkes
   2. Hijrotul Musyarofah, S.Kep
  3. WHO (World Health Organization)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun