Mohon tunggu...
Ahmad Nizar
Ahmad Nizar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kopi Luwak Indonesia dan Isu Seputarnya

29 September 2018   21:45 Diperbarui: 29 September 2018   21:54 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kopi luwak merupakan salah satu kopi paling mahal di dunia. Harga kopi yang berasal dari kotoran luwak ini mencapai $35-100/ cup dan $100-600/pound. Harga ini bukan lah harga yang perlu dipertanyakan mengingat keunikan proses pembuatan, latar belakang historis, hingga cita rasa eksotis yang dimilikinya. Keseluruhan atribut yang dimiliki kopi luwak membuat permintaanya sangat tinggi. Permintaan yang jauh melebihi penawaran kopi luwak turut mempertinggi harga kopi ini.

Kopi luwak memiliki cita rasa yang sangat istimewa karena melalui proses enzimatis di dalam saluran pencernaan luwak. Kadar protein kopi luwak lebih rendah sehingga mengurangi rasa pahit pada kopi. Selain itu, kopi luwak juga mengandung kadar kafein yang lebih rendah sehingga aman bagi penderita penyakit jantung dan lambung. Cita rasa khas seperti lemon pada kopi luwak juga disebabkan oleh kadar sitrat yang tinggi.

Proses produksi kopi luwak sangat terbatas dan unik. Proses produksi kopi luwak dimulai dari pemberian kopi pilihan sebagai pakan luwak, pengumpulan biji kopi dari feses luwak, pembersihan dan pemilihan biji kopi hingga penyimpanan. Kopi yang dimakan luwak akan mengalami proses pencernaan yang relatif singkat sehingga biji kopi tetap utuh dan dikeluarkan bersama fesesnya. Hal yang perlu dipahami ialah kopi bukanlah makanan utama luwak sehingga tidak dapat diberikan setiap hari. Oleh karena proses produksinya yang panjang dan kendala kapaistas optimal luwak, jumlah biji kopi luwak sangatlah terbatas.

Harga yang tinggi pada kopi luwak memberikan gairah bagi eksporter dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Harga kopi luwak di pasar internasional mencapai $600 untuk setiap pound nya. Harga tersebut diperkirakan akan memicu terjadinya perang harga atas komoditas ini. Namun, Kesadaran masyarakat internasional atas alasan tingginya harga kopi luwak menyebabkan terbentuknya harga batas bawah alami di pasar. Harga batas bawah yang rasional tehadap proses produksi kopi luwak. Harga batas bawah yang membuat masyarakat dunia tidak mepercayai produk sejenis dengan harga yang lebih murah. Masyarakat internasional meragukan keaslian serta kualitas produk seperti itu. Untuk mensiasati hal tersebut, banyak exporter yang kemudan meningkatkan kapasitas produksi biji luwak dengan praktek-praktek yang menentang animal welfare. Luwak dipaksa meningkatkan hasil bij kopinya dengan dipaksa memakan buah kopi. Selain itu, ada juga oknum ekspektor yang menggabungkan biji kopi luwak dengan kopi biasa sehingga dapat meningkatkan berat timbangan.

Black campaign mengenai kopi luwak berasal dari berbagai pihak terutama negara yang tidak memiliki kopi luwak. Black campaing yang timbul berupa isu animal abuse hingga originalitas kopi luwak. Terkait issue animal abuse, isu ini mulai mencuat ketika bbc membuat video dokumenter yang membahas perjalanan kopi luwak. Dalam video tersebut terlihat luwak dalam kondisi kurus akibat tidak dapat memenuhi asupan nutrisinya. Luwak dikurung dan dibiarkan lapar agar mereka mau memakan semua kopi yang diberikan. Selain itu kondisi kandang yang tidak layak membuat luwak cepat mengalami stress. Black campaign ini tentu membuat permintaan kopi luwak indonesia menurun.

Pemerintah memiliki peranan yang vital untuk memastikan keberlangsungan komoditas kopi luwak, baik keberlangusngan ekonomi, hingga keberlangsungan hidup luwak . Kopi luwak indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama kopi  di dunia. Monitoring yang baik perlu dilakukan pemerintah untuk memastikan proses produksi kopi luwak sesuai dengan prinsip animal walfare yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indoneisa Nomor 37/Permentan/KB.120/6/2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun