Sobat Pejuang SNBT 2023, Seleksi Nasional Berbasis Tes pada tahun 2023 ini menyertakan materi uji yang berhubungan dengan penguasaan pada pengetahuan bahasa Indonesia, seperti Pemahaman Bacaan dan Menulis (PPU), Pemahaman dan Pengetahuan Umum (PPU), dan Literasi dalam Bahasa Indonesia (LdBInd.).  Salah satu materi bahasa Indonesia yang sering dijadikan soal adalah pejuang SNBT mampu menentukan judul pada sebuah bacaan.Â
Berikut ini adalah tips untuk menjawab soal tersebut.
1. Judul berfungsi menamai sebuah bacaan, teks, atau karanga. Karenanya, sebagai nama bacaan, judul wajib memproyeksikan gagasan, ide, atau pikiran pokok pada pembaca. Ibarat memasuki ruangan, judul dapat dianalogikan dengan lubang intip untuk dapat melihat ruangannya. So, langkah pertama Sobat Pejuang SNBT adalah menentukan topik bacaan.
2. Setelah itu, langkah kedua yang dapat Sobat lakukan adalah mengubah redaksi topik ke dalam pernyataan yang singkat, padat, dan jelas dalam satuan kebahasaan kata, frasa, atau klausa. Artinya, judul tidak dibentuk dalam satuan kalimat yang harus diakhiri dengan tanda baca titik (.).
3. Langkah terakhir, jangan lupa bahwa judul juga diungkapkan dalam diksi yang menarik minat pembaca untuk membaca isi bacaan. Pada langkah terakhir ini, diksi yang dipilih dapat mempertimbangkan gaya bahasa yang disesuaikan dengan tujuan bacaan.Â
Berikut ini adalah simulasi soal untuk menentukan judul bacaan.
 Bacalah teks berikut ini.
Meme yang tersebar di media sosial terkait dengan polah generasi milenial atau lebih populer disebut "kids zaman now" terkadang membuat kita berada dalam situasi antara ingin tertawa dan mengelus dada. Salah satu ilutrasinya adalah ketika anak "zaman old" yang hobinya bermain di luar rumah harus diseret paksa oleh sang ibu agar segera pulang karena hari sudah terlanjur sore. Sebaliknya, "kids zaman now" malah harus diseret paksa sang ibu agar keluar rumah untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya karena sudah terlanjur kecanduan gawai di tangannya.Â
Dunia pendidikan memiliki peranan penting untuk memanifestasikan hal tersebut. Salah satunya adalah dengan memberdayakan para guru menjadi guru zaman now. Dalam 21st Century Taechers (Becta: 2010) dan What Kind of Pedagogies for The 21st Century (Scott:2015) secara gamblang dijabarkan bahwa salah satu kualifikasi untuk menjadi guru abad ini adalah melek teknologi. Alih-alih menyalahkan teknologi, guru abad ini sebaiknya mampu menerjemahkan kemajuan teknologi secara tepat dan proporsional bagi proses pembelajaran.Â
Tentu saja, rasa percaya diri guru terhadap penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran dilatar pengetahuan dan kemapanan yang mereka miliki terhadapnya. Implikasinya, para guru yang kurang percaya diri dalam pemanfaatkan TIK dalam memfasilitasi proses pembelajaran siswa maka akan cenderung skeptis terhadap para siswa yang membawa gawai ke sekolahnya. Guru-guru tersebut akan cukup mudah melabeli siswa yang gandrung akan teknologi sebagai siswa badung, malas belajar, lalai dan sebagainya.
Judul yang tepat untuk bacaan di atas adalah