Bisingnya dikepala menjadi keniscayaan dengan situasi dan kondisi yang diciptakan oleh manusia itu sendiri terkait dengan nilai dan standarisasi hidup yang harus dijalani. Keraguan akan masa depan, kecemasan akan masa depan seperti apa, khawatir atas segala impian yang belum terealisasi atau bahkan mungkin takdir tidak berpihak kepada kita saya meyakini ini banyak dialami oleh semua orang apalagi yang introvert.
Tulisan ini hanya sebagai reaksi penulis yang sedang dalam kecemasan tersebut, sehingga penulis ingin membagi dan menanyakan bagi pembaca, apakah kita mengalami masalah dan kecemasan yang sama terkait hidup dan berkehidupan saat ini.Â
Tapi yang jelas kita memang harus berdamai dengan diri, dengan terus melakukan upaya do'a terhadap Allah Swt, agar setiap langkah dan usaha kita menjadi buah yang manis dikemudian hari.Â
Apabiila keinginan dan impian yang kita dambakan tercapai, jangan lupakan masa sulit ini, karena ini akan menjadi sebuah cerita dan makna yang mengasyikan dan bersujud bangga atas segala yang telah dilalui. Dan, apabila keinginan dan impian kita tak kunjung tercapai, biarkan itu menjadi suratan takdir yang harus kita terima Fatum Brutum Amor Fati (Kita harus menerima takdir dan mencintai takdir).
Ja Sagen (Iyakan Hidupmu dan terima semuanya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H