Mohon tunggu...
Agus Nizami
Agus Nizami Mohon Tunggu... Freelancer - Konsultan IT dan Bekam

Saat ini bekerja sebagai IT Manager dan mengelola Klinik Bekam Asy Syifa Holistik (buat mencegah/mengobati penyakit darah tinggi, kolesterol, asam urat, atau sekedar menjaga kesehatan sesuai sunnah Nabi) Selain itu juga mengelola beberapa milis seperti Ekonomi Nasional dan Syiar Islam serta website http://media-islam.or.id dan infoindonesia.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Jokowi oleh Stan Greenberg (Konsultan Politik Bill Clinton)

17 April 2014   18:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasib H Sukiyat dan Mobil Esemka

Belum 2 tahun jadi Gubernur Jakarta… Gubernur yg 5+ tahun bikin Busway dan BKT saja tidak dapat. Gunawan Saleh: itu pesertanya ibukota: etopia, nigeria, kongo, banglades, syiria, kamboja Berita di atas bisa jadi hasil pencitraan terhadap Jokowi oleh Stan Greenberg yg pernah jadi Konsultan Politik Bill Clinton. Tak heran jika akhirnya “reputasi” Jokowi mendunia. Jokowi walikota terbaik di dunia. Jakarta kota nomor 1 paling bagus di dunia. Padahal Jokowi belum 2 tahun menjabat jadi Gubernur Jakarta. Dan Survey yg dilakukan oleh lembaga Survey asing pun baru dimulai 18 bulan lalu. Saat Jokowi baru menjabat. Orang bisa menduga ada unsur pesanan di sini. Apalagi Survey Greenberg ternyata juga pesanan. Masuknya Stan Greenberg sbg konsultan politik Jokowi bisa jadi lewat James Riady yg mendanai kampanye presiden AS Bill Clinton. James terlihat dekat dgn Jokowi. Tak mustahil James Riady juga mendanai kampanye Jokowi dan menyewa ahli pencitraan untuk Jokowi. http://www.tempo.co/read/news/2014/04/15/231570960/Jakarta-Raih-Peringkat-Pertama-Kota-di-Negara-Berkembang Aneh saja pembangunan MRT dan Monorail yang baru “mulai” sudah dinilai sebagai berhasil. Harusnya setelah selesai baru dinilai. Mana ada soal yang jawabannya baru separuh sudah dinilai? Saya lihat di jalan Sudirman cuma area yang dipagari spanduk dgn tulisan proyek MRT. Dari atas Bis saya lihat cuma penggalian hingga mentok aspal jalan sebelumnya. Tidak lebih. Nyaris tak ada aktivitas kecuali beberapa saat ada petugas yang memegang2 kabel, ada yang lagi foto selfie, ada juga yang sedang tidur. Saya melihat ini di bulan April 2014. Padahal proyek sudah “dimulai” Desember 2013. Jika begitu, 100 tahun juga tidak akan kelar. Bisa2 mangkrak sebagaimana proyek Mobil Nasional Esemka.

Nasib H Sukiyat dan Mobil Esemka
Nasib H Sukiyat dan Mobil Esemka

Sukiyat “Tokoh Esemka” Diancam, Bengkelnya Terbakar, dan Dilaporkan ke Polisi

http://infoindonesiakita.com/2014/04/02/sukiyat-tokoh-esemka-diancam-bengkelnya-terbakar-dan-dilaporkan-ke-polisi/ Masalah penanganan banjir juga masih biasa. Normalisasi kali belum dilakukan. Ingat, Gubernur sebelumnya sudah berhasil membuat Banjir Kanal Timur yang berhasil mengurangi titik banjir di wilayah yang dilalui. Dulu banjir 5 tahun sekali. Sekarang setiap tahun banjir. Bahkan tahun 2014 ini warga Kampung Melayu kebanjiran sampai 7 kali! Padahal biasanya paling banter cuma 2x. Sekarang hujan sehari saja sudah banjir. Hujan sedikit macet. Belum lagi kemacetan yang tambah parah. Dulu untuk ke Blok M dari daerah Otista (17 km) bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Sekarang bisa 2 jam lebih. Walhasil saya hampir tiap hari terlambat ke kantor. Padahal datang lebih pagi. Sampai ditegur pula oleh HRD. Kira2 impor 1000 Bis Cina seharga Rp 3,8 milyar padahal menurut sebagian orang cuma Rp 1 milyar itu bagus atau tidak? Apalagi ternyata sebagian Bis itu karatan:

Kisah Impor Bis Cina Karatan: Impor Lagi… Impor Lagi…

http://infoindonesiakita.com/2014/04/12/kisah-impor-bis-cina-karatan-impor-lagi-impor-lagi/ Jadi penobatan Jakarta sebagai kota nomor 1 ini sepertinya terlalu berlebihan. Pencitraan. Kalau sekedar nomor 3-4 mungkin masih bisa dimaklumi. Saya lihat Survey Stan Greenberg untuk Jokowi yang 68% berlebihan. Lah lawan Foke kemarin saja kan cuma 60%? Itu pun saat popularitas Jokowi sedang tinggi. Sedang Prabowo Subianto (PS) 15% angkanya amat direndahkan. Abu Rizal Bakrie (ARB) 11% mungkin masih masuk akal. Perkiraan saya pribadi: Jokowi 41%, Prabowo 30%, dan Mahfud MD 10%. Paling tidak berdasarkan polling di beberapa blog saya. Memang banyak yang suka Jokowi. Tapi yang tidak suka Jokowi juga banyak. Dan beberapa blunder Jokowi jadi meredup. Kecuali jika memang Tim Konsultannya bisa membunuh karakter Prabowo sebagaimana kasus 1998 Mei kemarin di mana karir militer Prabowo benar2 hancur karenanya. Angka 28% untuk PDIP yang diramalkan Greenberg pun meleset jauh. Stan Greenberg menyatakan PDIP adalah satu2nya parpol yang tidak perlu koalisi untuk maju sbg Capres. Kenyataannya PDIP cuma dapat 19,1%. Meleset 31% lebih. http://www.suarapembaruan.com/home/stan-greenberg-konsultan-politik-bill-clinton-teliti-elektabilitas-jokowi-61-persen/42639 Saya tidak 100% percaya pada tulisan Raden Nuh. Tapi setelah saya recheck, beberapa poinnya seperti Konsultan Politik Jokowi, Stanley Greenberg setelah dikonfirmasi dgn media massa seperti Suara Pembaruan ternyata benar: Daftar Cukong Jokowi Sang Capres Boneka http://radennuh.org/2014/04/11/daftar-cukong-jokowi-sang-capres-boneka/ Jokowi dan James Riady http://infoindonesiakita.com/2014/04/05/jokowi-dan-james-riady/

Ada lagi tulisan ‘Dark forces worried over PDI-P’s rise’ yang dibuat Hans David Tampubolon di The Jakarta Post. Kesannya “KEKUATAN HITAM” khawatir atas bangkitnya PDIP. http://www.thejakartapost.com/news/2014/04/14/dark-forces-worried-over-pdi-p-s-rise.html Kalau PDIP bersih sih tak masalah. Masalahnya PDIP itu Hitam atau Putih? Di beberapa grafik statistik, saya melihat PDIP sebagai partai nomor 1 atau nomor 2 paling korup di Indonesia: ANTARA: Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis data pada 2005-2013 ada 40 kader Golkar terlibat korupsi, diikuti PDIP 27, Demokrat 17, PAN 8, PPP 8, PKB 2, Gerindra 2, PKS 1, PBR 2, PKPI 1, dan PBB 2 kader. http://www.antaranews.com/berita/424188/demokrat-klaim-bukan-partai-terkorup Di Tempo ada 2 partai terkorup yang melebihi Partai Demokrat. Sayang Tempo tidak menulis 2 partai terkorup tersebut. Tapi dari berita Antara di atas, kemungkinan Golkar dan PDIP: TEMPO: Menurut Syarifuddin, polisi menempatkan dua partai besar lainnya pada posisi pertama dan kedua dengan 35 persen dan 25 persen. KPK juga menempatkan dua partai tersebut pada posisi pertama dan kedua dengan 34 persen dan 24 persen. “Saya tidak mau sebut nama partainya, tanya ke polisi dan KPK saja,” kata dia. http://www.tempo.co/read/news/2014/01/20/078546531/Demokrat-Klaim-Bukan-Partai-Terkorup Jika hitam juga, sesama Hitam dilarang saling mendahului… :) Apalagi Jokowi terlihat akrab dengan pengusaha James Riady dari Lippo. Ada yang menulis Mochtar Riady ayah James Riady adalah pengusaha hitam yang dimasukkan dalam daftar hitam yang tidak boleh memiliki Bank lagi. Sementara James Riady sendiri dicekal di AS karena mendanai Bill Clinton secara illegal:
Jokowi dan James Riady
Jokowi dan James Riady
http://chirpstory.com/li/84613 http://radennuh.org/2014/01/30/rahasia-dibalik-citra-dan-popularitas-jokowi/ http://infoindonesiakita.com/2014/04/05/jokowi-dan-james-riady/ Jakarta Post, koran berbahasa Inggris milik Jusuf Wanandi CSIS, yang bersama Cyrus adalah promotor ‘Jokowi Effect’. Seperti Tempo, sepertinya merupakan Media pendukung pencitraan Jokowi. Saat ada berita Jokowi diusir dari rumah Megawati oleh Puan Maharani, saya pikir berita yang tidak penting ini disebar oleh musuh Jokowi. Ternyata yang menyebarnya adalah Hans David Tampubolon dari The Jakarta Post dengan judul: “Jokowi shrugs off infighting” Beritanya mengharukan sekali. Ceritanya Megawati menangis saat Puan mengusir Jokowi:
“Puan then told Jokowi to leave. She was very disappointed, as she had expected Jokowi’s popularity to help the PDI-P win at least 30 percent of the vote, paving the way for her to become the party’s vice presidential candidate later on,” the source said, adding that Megawati had broken down in tears during the debate. “Megawati cried, not because she was sad to see Jokowi ousted from her home by her own daughter http://www.thejakartapost.com/news/2014/04/12/jokowi-shrugs-infighting.html

Kesannya Jokowi dizalimi sehingga masyarakat bisa simpati. Belakangan muncul berita yang membantah kebenaran “kisah sinetron” tsb… :)

http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/jokowi-capres-setengah-ronin-648705.html Berita ini juga terlalu berlebihan. 17 Capres lainnya meski digabung bersama tidak akan bisa mengalahkan Jokowi. Walhasil Jokowi presidennya.
pencitraan 3
pencitraan 3
Wow…Elektabiltias 17 Capres Kalau Digabung Ternyata Tak Bisa Kalahkan Jokowi Jumlah elektabilitas 17 capres kalau digabung mencapai 31,4 persen. Sedangkan Jokowi sendiri elektabilitasnya 36 persen.  Dengan demikian, jika pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) digelar sekarang, maka Jokowi menjadi presiden. http://www.suarapembaruan.com/home/wowelektabiltias-17-capres-kalau-digabung-ternyata-tak-bisa-kalahkan-jokowi/43266

Menurut perkiraan saya dari berbagai polling yang saya buat di Blog saya, Jokowi itu 41%, Prabowo 30%, dan Mahfud MD 10%. Artinya dengan 3-4 Capres saja sudah seimbang. Untuk jadi Presiden, minimal dipilih 50%+1. Artinya dengan 41% suara, Jokowi harus bertarung dengan 1 Capres lain di putaran ke2 untuk mendapatkan itu. Nah sisa yang 59%, belum tentu memilih Jokowi. Jika Prabowo yang maju jadi Capres, bisa jadi Prabowo yang menang dengan suara 55:45 melawan Jokowi. Tapi jika Capres yang diajukan koalisi Partai Islam (termasuk PAN) yang perolehan suaranya 30% itu adalah Rhoma Irama, bisa jadi Jokowi yang menang dengan angka 60:40 melawan Rhoma Irama. Parpol Islam itu cuma dapat suara 30%. Sulit rasanya meyakinkan 60% sisanya untuk memilih Rhoma. Meski Islamnya bagus, tapi rakyat Indonesia yang biasa2 saja banyak yang menganggap Rhoma tidak mampu untuk jadi presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun