Mohon tunggu...
niwayan astiti
niwayan astiti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Sebagai Sarana untuk Memperkenalkan Tarian Tradisional Khas Bali

8 April 2016   13:46 Diperbarui: 8 April 2016   13:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Ni Wayan Astiti

Tari merupakan suatu kesenian yang  kreatif yang dimana di dalam tarian tersebut antara pergerakan tangan, kaki, tubuh dan mata  harus bisa mengambarkan pikiran, perasaan yang ingin disampaikan dalam tarian tersebut sehingga akan menjadi satu kesatuan yang kompak digerakan secara bersamaan serta berirama. 

Tarian khas suku bali tidak hanya sebatas hanya berupa kreatifitas seni saja melainkan di dalamnya juga terdapat makna-makna yang sangat penting serta tarian tersebut tidak boleh di mainkan oleh sembarang orang serta ada juga tempat-tempat khusus untuk pementasannya. Tarian suku bali juga bisa diperoleh melalui pendidikan non formal karena tarian merupakan suatu kesenian suku yang harus diajarkan kepada penerus maka dibuatlah sanggar- sanggar tari agar generasi muda dapat mempelajari tarian tersebut. Serta sanggar- sanggar tari yang ada juga harus lebih mengeksplor bakat seni yang dimiliki dan mengajarkan kepada gennerasi muda tentang seni tari bali agar tarian bali tidak punah dan tidak mudah untuk diakui oleh negara lain.

Di dalam suku bali terdapat berbagai tarian seperti tari rejang dewa, tari puspanjali, tari merak angelo, tari margapati, tari sekar jagat, tari gadung kasturi, tari truna jaya, tari belibis, tari cendrawasih, tari pendet, tari legong keraton, tari selat segare, tari gebyar duduk,  tari manuk rawe, tari baris, tari topeng, tari oleg, tari panjang brahma, tari cilinaya, tari  kasmaran, dan lain-lain yang dimana tarian tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Seperti tarian rejang dewa yang dkhususkan ditarikan oleh gadis- gadis yang belum menikah tarian ini bertujuan dipersembahkan kepada dewa pada saat pujawali atau  upacara piodalan di pura. 

Sedangkan tari seperti  tari puspanjali, tari merak angelo, tari margapati, tari sekar jagat, tari truna jaya, tari belibis, tari cendrawasih, tari pendet,  tari manuk rawe, tari baris, tari oleg, tari panjang brahma, boleh dipentaskan atau dipertontonkan di pura pada saat puja wali atau pada pada saat upacara piodalan dipura akan teapi tarian-tarian ini tidak untuk dipersembahkan kepada dewa melainkan hanya sebagai tarian penghibur atau pemeriah upacar apiodalan saja. Serta, tari gadung kasturi, tari legong keraton, tari gebyar duduk, tari topeng, tari cilinaya, tari  kasmaran, tari gandrung dan lain-lain diadakan pada saat upacara pawiwahan, dan pada saat upacara ngaben yang dimana bertujuan hanya untuk memeriahkan upacara saja serta untuk menghibur tamu yang datang.

Jadi dengan demikian suku bali merupakan suku yang memilki berbagai aneka ragam kreativitas tarian yang sangat unik serta terkandung makna- makna yang ada di setiap tarian tersebut serta adanya tempat- tempat khusus untuk menarikan tarian tersebut dan di dalam  tarian tersebut terdapat unsur pendidikannya juga karena bisa dipelajarai oleh generasi muda yakni di sanggar- sanggar tari yang ada sebagai pendidikan non formal.

Sumber refrensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Tari

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun