Mohon tunggu...
Kurnia Dwi Aprilia
Kurnia Dwi Aprilia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Believe, belive, and belove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tentang Nilai

2 Februari 2015   05:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Merumuskan tentang nilai tak akan ada habisnya. Menilai dan dinilai menjadi sesuatu hal yang terkadang membatasi gerak tapi juga dibutuhkan berbagai pihak. Bukan tidak wajar jika pada akhirnya seseorang atau seonggok perihal menjadi berubah sikap, sifat dan gerak laganya ketika hendak dinilai. Menjadi sesuatu yang wajar jika sejatinya yang menilai harus memiliki nilai lebih ketika memberi penilaian. Bukan apa-apa, terkadang nilai hanya perihal diterima atau dilupakan dengan biasa. Atau bahkan dalam beberapa kesempatan nilai hanya menjadi sekelumit formalitas menuntaskan syarat berbatas. Apalagi jika tak pernah mengacu proses secara bersahaja.

Berdalil terhadap nilai, kebanyakan orang hanya memandang dari berapa jumlahnya. Tapi tak banyak yang peduli dari mana memperolehnya, bagaimana caranya. Nilai adalah senjata berjumlah bilangan angka-angka atau bisa jadi penafsiran tersirat tanpa sebuah kuantitas hitungan matematis. Tidak selalu dalam bentuk jumlah, kali, bagi, logaritma, factorial, bahkan integral sin cos tangen. Bisa hanya sekedar ucapan, kekaguman, peneladanan, bahkan pengakuan di dalam peradaban.

Yang terpenting yang harus selalu kita ilhami, nilai adalah sepercik rumus pasti yang akan ada dan tercipta akibat sebuah sikap. Bisa dalam jumlah yang rendah, atau dalam bentuk yang salah. Atau bagusnya adalah dalam jumlah yang tinggi, dan bentuk yang benar. Karena sejatinya yang tinggi dan benar tak sulit ketika memasuki rumus bagi. Namun jika nilai berjumlah minus, tentu akan sulit diinterpretasikan dalam rumus akar karena akan menghasilkan bilangan imaginer yang mungkin tak akan berarti.

Tak perlu tanya kita ada untuk siapa, tapi menjadi perlu menentukan kita ada untuk apa. Seperti itu pula nilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun