Dewasa ini, tidak bisa dipungkiri bahwa generasi muda lebih senang datang ke coffee yang viral atau sedang ramai diperbincangkan, daripada datang ke perpustakaan untuk membaca buku. Terlebih lagi saat ini kita hidup di era digitalisasi, di mana dunia berada di genggaman tangan kita. Tidak lagi seperti masyarakat di jaman sebelum era digitalisasi, pada saat itu perpustakaan menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan yang bisa mereka dapatkan secara gratis. Namun, kini semua orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan secara instan dengan melalui gadget.
Perpustakaan adalah tempat di mana buku-buku dan sumber informasi disimpan. Tidak hanya menyimpan buku, tetapi perpustakaan juga menjadi seperti gudang penyimpanan untuk majalah, koran, manuskrip, naskah, arsip dan lain sebagainya. Jika buku memiliki sebutan sebagai jendela dunia, maka dapat kita katakan bahwa perpustakaan adalah rumah dari dunia. Perpustakaan tempat yang sangat positif untuk didatangi.
Kiat-kiat apa saja yang seharusnya dilakukan agar perpustakaan kembali ramai? Sebenarnya hal itu bukan tugas bagi pustakawan saja, melainkan tugas dari kita semua sebagai masyarakat yang peduli dengan tingkat literasi. Kita perlu membiasakan dan membuat budaya untuk datang ke perpustakaan.
Perpustakaan di era digitalisasi kini mulai berkembang progresif sebagai tempat bagi generasi muda untuk mengasah tingkat kreativitasnya. Kini, banyak dari perpustakaan daerah yang seringkali membuat kegiatan-kegiatan yang bisa diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, siswa/I sekolah, mahasiswa, maupun ibu rumah tangga. Seperti halnya yang dilakukan oleh Perpustakaan Daerah Jakarta Selatan yang membuat serta menciptakan kegiatan Wisata Literasi, Workshop Literasi Sains, Kegiatan Parenting, Story Telling, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itu bisa diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, di era sekarang ini telah muncul banyak konten-konten dari influencer yang membahas mengenai buku ataupun literasi di berbagai media sosial. Kehadiran orang-orang yang membuat konten mengenai buku kini semakin marak. Dalam hal ini, peran perpustakaan bisa turut mengikuti arus. Bisa dengan diadakannya seminar ataupun membuat konten bersama dengan influencer yang sering membahas tentang buku. Dengan begitu, maka akan semakin banyak masyarakat yang akan datang ke perpustakaan untuk mengikuti perkembangan buku-buku bacaan.
Digitalisasi perpustakaan juga sangat memberi kemudahan bagi siapapun yang ingin membaca buku tanpa perlu mendatangi perpustakaan secara langsung. Hadirnya aplikasi-aplikasi yang dibuat oleh pemerintahan seperti misalnya Ipusnas, Ijakarta, dan lain sebagainya itu menjadi kemudahan bagi pembaca buku. Kita hanya perlu mendaftarkan diri di aplikasi tersebut, kemudian bisa langsung meminjam dan membacanya di gadget yang kita miliki. Dengan kehadiran aplikasi-aplikasi perpustakaan itu menjadi salah satu symbol bahwa perpustakaan sudah mengikuti arus di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H