Mohon tunggu...
Nito Waruwu
Nito Waruwu Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 Marketing Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prasetiya Mulya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dualisme vs Sinergi Sertifikasi Minyak Kelapa Sawit Indonesia

31 Oktober 2015   17:19 Diperbarui: 1 November 2015   15:01 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Titik berikutnya adalah mengenai ketegasan sanksi. Berdasarkan Peraturan Kementrian Pertanian bernomor 11/Permentan/OT.140/2015 Pasal  3, perusahaan yang tidak mengajukan pendaftaran permohonan sertifikat ISPO hingga tenggat waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut, akan ditindak tegas dengan penurunan kelas kebun menjadi kelas 4 (kurang), bagi kebun kelapa sawit kelas 1 (baik sekali), 2 (baik), dan 3 (sedang). Sedangkan, bagi pelanggar ketentuan RSPO tidak akan diberikan sanksi tegas melainkan pencabutan sertifikasi saja.

                Apa yang bisa kita lakukan sebagai konsumen? Mas Nugie memilih metode yang unik dalam mendukung sustainable palm oil ditengah-tengah fakta bahwa kebanyakan masih produk impor saja yang memiliki sertifikasi RSPO. Ia berusaha keras untuk berhemat dalam penggunaan sabun dan sampo. Terkadang, sabun batangan yang ia miliki ia potong menjadi belahan yang lebih kecil supaya lebih efisien. Bahkan, mengurangi frekuensi mandi pun sempat menjadi pilihannya. Penghematan is the key untuk sekarang, ujarnya.    

                Apa lagi yang bisa dilakukan? Cara berikutnya adalah bersuara, baik melalui media cetak, lisan, online, maupun tanda tangan petisi melalui laman change.org, bahwa kita mengiginkan produk yang menggunakan minyak kelapa sawit berkelanjutan, yakni produk yang sudah memiliki sertifikasi RSPO. Kita sebagai konsumen memiliki kekuatan karena industri kelapa sawit adalah consumer-driven. Seiring tingginya permintaan konsumen terhadap produk berlabel RSPO, maka perusahaan akan mulai melirik potensi pasar produk berlabel RSPO yang besar. Mengutip perkataan mas Nugie, "Mereka yang punya duit tidak bisa diatur. Tapi kalau produk mereka lama-kelamaan tidak ada yang beli, lambat laun mereka juga akan menyesuaikan."

 

Sumber : 

http://www.rspo.org

http://www.sustainablepalmoil.org/refineries-manufacturers/refineries/palm-oil-derivatives/

http://www.un.org/documents/ga/conf151/aconf15126-1annex1.htm

http://www.theguardian.com/world/2015/oct/26/indonesias-fires-crime-against-humanity-hundreds-of-thousands-suffer

http://blogs.wsj.com/briefly/2015/09/25/5-things-to-know-about-the-haze-shrouding-southeast-asia/

http://www.wri.org/blog/2015/10/indonesia%E2%80%99s-fire-outbreaks-producing-more-daily-emissions-entire-us-economy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun