Dalam konsep Jawa, kemenyan dianggap sebagai bagian dari keharmonisan alam dan manusia. Aromanya yang harum melambangkan keselarasan antara alam semesta dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, penggunaan dupa juga dikaitkan dengan upaya menjaga keseimbangan dan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penggunaan dalam Upacara Keagamaan
Dupa biasa digunakan dalam berbagai upacara keagamaan Jawa seperti Surametan, Selamathetan dan Kenduri. Dalam konteks ini, kemenyan digunakan untuk memberi berkah, merangkul spiritualitas, dan merayakan nilai-nilai kehidupan yang dianut dalam ajaran Jawa.
6. Simbol kesucian dan kejernihan pikiran
Kemenyan dianggap sebagai simbol kesucian dan kejernihan pikiran. Bila digunakan dalam ritual dan meditasi, diharapkan dapat mendekatkan manusia pada dimensi spiritual, menyucikan jiwa, dan membantu mereka memperoleh pemahaman  lebih dalam tentang makna hidup.
Oleh karena itu, dalam ajaran Kejawen, dupa bukan sekedar benda wangi, melainkan alat spiritual yang mendalam. Keberadaannya memuat nilai-nilai budaya, agama, dan filosofi yang memperkaya pemahaman kita tentang spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda semuanya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H