Di era modern dengan kota-kota yang semakin urban, kita sering terbuai oleh kejeniusan teknologi, infrastruktur yang kompleks, dan laju kehidupan yang cepat. Namun, di balik kemajuan ini terdapat  cerita yang jarang terdengar: bahwa suara bising desa kini semakin terdengar seiring hilangnya transportasi tradisional  dari lanskap perkotaan. Lalu lintas desa dengan jejak sejarah dan nilai-nilai tradisional terus menghilang di tengah gelombang modernitas.
Berangsur-angsur menghilang
Di masa lalu, jalan-jalan perkotaan semakin bertransformasi dengan hadirnya transportasi desa yang unik. Gerobak sapi, troli atau gerobak bengkok mungkin merupakan pemandangan sehari-hari yang kini mulai menghilang. Kecepatan modern yang diidam-idamkan banyak orang telah menghilangkan alat transportasi tradisional tersebut. Seiring berjalannya waktu, angkutan desa tergantikan oleh kendaraan bermotor yang lebih efisien dan cepat sehingga meninggalkan jejak sejarah yang semakin samar.
Dampak terhadap masyarakat desa
Hilangnya transportasi di desa bukan hanya sekedar perubahan transportasi. Bercerita tentang hilangnya sebagian identitas masyarakat desa yang dikaitkan dengan gaya hidup  sehari-hari. Angkutan desa bukan sekadar alat transportasi; mereka adalah simbol keramahan, keakraban, dan saling ketergantungan. Dengan hilangnya alat transportasi desa, maka kehangatan dan keramahan yang terkandung di desa pun ikut hilang. Melestarikan warisan budaya: Menghargai keberadaan transportasi desa bukan sekedar nostalgia. Ini melestarikan warisan budaya yang berharga. Kita harus bertanya pada diri sendiri seberapa besar kita rela mengorbankan aspek tradisional demi kemajuan modern? Menjaga lalu lintas desa merupakan upaya melestarikan sejarah, nilai-nilai dan identitas lokal yang semakin  terancam akibat globalisasi.
Perubahan lanskap transportasi
Di masa lalu, desa-desa kecil di sekitar perkotaan sering dihubungkan dengan sarana transportasi tradisional seperti gerobak sapi, becak, atau bahkan gerobak sapi. Kendaraan ini tidak hanya menjadi alat transportasi tetapi juga merupakan warisan budaya yang mewakili kehidupan pedesaan. Namun dengan munculnya alat transportasi modern seperti mobil pribadi, bus, dan ojek online, transportasi tradisional semakin terpinggirkan dan dianggap ketinggalan jaman.
Dampak ekonomi dan sosial
Hilangnya alat transportasi tradisional tidak hanya berdampak pada aspek mobilitas namun juga mempunyai konsekuensi ekonomi dan sosial. Pengemudi tradisional yang sebelumnya menggantungkan hidup pada profesi ini harus mencari alternatif baru yang mungkin tidak sesuai dengan keterampilan dan tradisi mereka. Selain itu, hilangnya transportasi tradisional juga dapat mengancam keberlanjutan perekonomian lokal di desa-desa kecil yang bergantung pada pertumbuhan pariwisata.
Perlunya Pelestarian Budaya
Menghargai dan melestarikan transportasi tradisional tidak hanya sekedar melestarikan warisan budaya tetapi juga menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi. Upaya konservasi ini mendapat dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk merancang kebijakan yang mendukung keberlanjutan transportasi tradisional. Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya lokal juga penting untuk mencegah hilangnya alat transportasi tradisional.
Sepinya kebisingan pedesaan akibat kepergian alat transportasi tradisional menimbulkan luka di hati masyarakat. Namun, hal ini tidak berarti kita harus menolak kemajuan.Â
Sebaliknya, kita harus menemukan keseimbangan yang tepat antara modernitas dan pelestarian nilai-nilai warisan budaya. Dengan menyadari pentingnya melestarikan sejarah transportasi desa, kita dapat menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa depan, memastikan bahwa suara-suara bisu dari pedesaan tidak menjadi ratapan. Kebisingan pedesaan yang sepi akibat hilangnya transportasi tradisional  perkotaan merupakan seruan untuk merenung. Menghadapi gelombang modernisasi, kita harus merenungkan nilai-nilai budaya yang mungkin terlupakan.Â
Memelihara dan mengembangkan transportasi tradisional tidak hanya soal transportasi saja, namun juga  menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa depan. Sebagai masyarakat  berkembang, kita mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa suara desa tidak hilang dalam keheningan kota modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H