Mohon tunggu...
niti negoro57
niti negoro57 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Ndeso

Seneng ngulik sesuatu yang asing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Matematika Terkutuk? Membongkar Mitos dan Membangun Rasa Pecaya Diri dalam Belajar

14 November 2023   15:54 Diperbarui: 14 November 2023   16:19 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matematika seringkali dianggap sebagai obsesi bagi banyak siswa. Mitos-mitos yang melingkupi pembelajaran ini seringkali menimbulkan suasana pembelajaran yang menegangkan dan tidak nyaman. Namun, apakah  matematika harus dianggap sebagai kutukan yang sulit diatasi?

Dalam tulisan kali ini saya akanmencoba untuk mematahkan mitos-mitos tersebut dan mengeksplorasi cara membangun kepercayaan diri saat belajar matematika.

Matematika  tidak boleh dianggap sebagai tantangan yang tidak dapat diatasi. Sebaliknya, ini adalah keterampilan yang dapat dikuasai dengan pendekatan yang tepat dan kepercayaan diri yang cukup. 

Ketika kita menghilangkan mitos-mitos seputar matematika, kita dapat membuka pintu menuju pengalaman belajar yang lebih positif dan membangun landasan yang kuat untuk pemahaman matematika yang lebih dalam.


Ulasan Mitos Matematika

1. Saya tidak akan pernah bisa memahami matematika

Prinsip pertama yang perlu kita hilangkan adalah bahwa matematika hanya diperuntukkan bagi sekelompok orang tertentu. Setiap orang mampu memahami matematika pada tingkat yang sepadan dengan usaha dan keinginannya untuk belajar. Memahami konsep matematika membutuhkan waktu dan usaha, bukan hanya bakat alami.

2. Matematika selalu sulit dan membosankan
Matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit. Namun, hal ini mungkin lebih berkaitan dengan metode pengajaran dibandingkan dengan sifat intrinsik matematika. Dengan pendekatan yang kreatif dan terapan, matematika dapat disajikan dengan cara yang menarik dan memikat siswa.


3. Hanya orang jenius yang bisa sukses dalam matematika.
Menyebut matematika sebagai mata pelajaran yang diperuntukkan bagi orang jenius hanya akan mengurangi nilai potensi setiap siswa. Kesuksesan dalam matematika bukanlah hak istimewa kelompok tertentu. Setiap siswa dapat berhasil dengan mengembangkan strategi belajar yang efektif dan berlatih terus menerus.

4. Membangun kepercayaan
Menemukan hubungan pribadi dengan matematika Mengembangkan kepercayaan diri terhadap matematika dimulai dengan menemukan hubungan pribadi dengan mata pelajaran. Siswa akan melihat bagaimana matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana keterampilan matematika dapat membantu mereka memecahkan masalah di dunia nyata.

5. Mengubah tantangan menjadi peluang
Tantangan dalam matematika hendaknya tidak dilihat sebagai hambatan tetapi sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Menciptakan pola pikir positif ketika menghadapi tantangan matematika membantu siswa mengatasi rasa kurang percaya diri dan siap menghadapi lebih banyak kesulitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun