3. Pengawasan dan intervensi orang dewasaÂ
Peran guru, staf sekolah, dan orang tua  penting dalam mencegah bullying. Program yang mendorong pengawasan  ketat di lingkungan sekolah serta intervensi segera ketika kasus penindasan terdeteksi dapat membantu mengurangi insiden penindasan. Dukungan  orang dewasa dan teladan sangat penting untuk membangun norma-norma positif di sekolah.
1) Memberikan Dukungan EmosionalÂ
Orang dewasa khususnya guru dan konselor mempunyai peranan penting dalam memberikan dukungan emosional kepada siswa yang menjadi korban bullying. Mereka perlu memberi siswa kepercayaan diri untuk melaporkan penindasan dan merasa didengarkan.
2) Mencegah dan mengatasi insiden penindasan
Orang dewasa harus secara aktif memantau perilaku siswa di lingkungan sekolah dan segera merespons insiden penindasan jika hal tersebut terjadi. Hal ini termasuk segera melakukan intervensi  terhadap pelaku, mendengarkan semua pihak yang terlibat, dan mengambil tindakan disipliner yang sesuai.
3. Memberikan pendidikan tentang penindasan
Orang dewasa mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa, orang tua, dan staf sekolah tentang bentuk-bentuk penindasan, tanda-tanda penindasan, dan konsekuensinya. Pengetahuan ini membantu meningkatkan kesadaran dan memungkinkan mereka mengidentifikasi dan melaporkan kasus bullying dengan lebih efektif.
Â
Strategi untuk Pengawasan dan Intervensi Orang DewasaÂ
1) Sistem Pengawasan yang Ketat
Guru dan staf sekolah harus secara aktif mengawasi aktivitas siswa di ruang kelas, koridor, dan area sekolah lainnya. Pengawasan yang ketat dapat mencegah kejadian bullying dan memberikan rasa aman kepada siswa.
2) Pelatihan untuk Orang Dewasa: Orang dewasa di sekolah harus menerima pelatihan anti-bullying yang meliputi cara mengidentifikasi tanda-tanda bullying, teknik intervensi, dan penanganan kasus-kasus khusus. Pelatihan ini mempersiapkan mereka untuk merespons dengan cepat dan efektif ketika menghadapi insiden bullying.
3) Membentuk Tim Anti-Bullying
Sekolah boleh membentuk tim anti-bullying yang terdiri dari guru, konselor, dan staf sekolah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengoordinasikan inisiatif anti-intimidasi di sekolah. Tim  juga dapat melatih siswa yang terlibat dalam perilaku intimidasi untuk membantu mereka mengatasi masalah dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
4) Keterlibatan orang tua
Orang tua harus diajak berpartisipasi dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah. Mereka mungkin menghadiri pertemuan orang tua, seminar, atau lokakarya tentang penindasan. Orang tua juga perlu diajak berbicara dengan anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati orang lain dan mengatasi konflik tanpa kekerasan.
5) Sistem Pelaporan yang Mudah Diakses
Sekolah harus memiliki sistem pelaporan yang mudah diakses baik oleh siswa maupun orang tua. Sistem ini dapat melibatkan formulir pelaporan online atau peti saran di sekolah. Setiap laporan harus ditanggapi dengan cepat dan secara rahasia untuk memastikan perlindungan bagi pelapor.
4. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang KuatÂ
Sekolah perlu memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas. Kebijakan ini harus mencakup definisi bullying, sanksi yang akan diberlakukan, prosedur pelaporan, dan langkah-langkah intervensi. Dengan adanya kebijakan yang kuat, sekolah memberikan pesan yang jelas bahwa perilaku bullying tidak akan ditoleransi.
Pentingnya Pengembangan Kebijakan Sekolah yang KuatÂ
1) Memberikan Pedoman yang Jelas
Kebijakan sekolah yang kuat memberikan pedoman yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai bullying, termasuk definisi bullying, tanda-tanda, dan konsekuensi perilaku tersebut. Pedoman ini membantu semua anggota komunitas sekolah memahami standar yang diharapkan.
2) Menggalang Dukungan Komunitas
Kebijakan anti-bullying yang jelas mendapatkan dukungan dari orang tua, guru, staf sekolah, dan siswa. Dengan demikian, tercipta kesadaran bersama tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mengatasi bullying.
3) Mendukung Penanganan Kasus Secara Konsisten
Kebijakan yang kuat menentukan langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi kasus bullying, termasuk prosedur pelaporan, penyelidikan, dan tindakan disiplin. Hal ini memastikan bahwa kasus-kasus penindasan ditangani secara konsisten dan adil. Elemen kunci dari kebijakan sekolah yang kuat Definisi  yang jelas tentang penindasan: Kebijakan harus memberikan definisi yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai penindasan. Ini termasuk perilaku penindasan fisik, verbal, sosial, dan dunia maya.
4) Prosedur pelaporan yang dapat diakses
Kebijakan harus menyediakan prosedur pelaporan yang dapat diakses  oleh siswa, orang tua, dan staf sekolah. Sistem pelaporan dapat mencakup formulir online, kotak nasihat sekolah, atau saluran komunikasi khusus.
5) Investigasi dan Tindakan Disiplin
Kebijakan tersebut harus menjelaskan prosedur investigasi kasus intimidasi, termasuk perkiraan waktu penyelesaian investigasi. Kebijakan tersebut harus dengan jelas menyatakan tindakan disipliner yang tepat bagi pelaku intimidasi, yang dapat mencakup sanksi seperti peringatan, penghentian kegiatan ekstrakurikuler, atau tindakan disipliner tambahan sesuai dengan kebijakan.
6) Pendidikan dan pelatihan: Kebijakan harus mencakup komitmen untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada siswa, guru, dan staf sekolah tentang penindasan, termasuk cara mencegah, mengidentifikasi, dan merespons untuk menangani kasus penindasan.
7) Keterlibatan orang tua dan masyarakat
Kebijakan harus mendorong peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung upaya sekolah untuk mencegah perundungan. Hal ini dapat mencakup mengadakan pertemuan orang tua, seminar atau lokakarya anti-intimidasi. Pemantauan dan evaluasi: Kebijakan harus mencakup langkah-langkah pemantauan dan evaluasi untuk mengukur efektivitas kebijakan. Hal ini mungkin melibatkan survei tahunan terhadap siswa, orang tua, dan staf sekolah untuk mengukur tingkat kepuasan dan perubahan perilaku terkait penindasan.
Dalam hal ini bisa kita tarik kesimpulan bagaimana mencegah bullying di sekolah adalah tanggung jawab bersama sekolah, orang tua, dan komunitas. Dengan mengadopsi program-program efektif seperti pendidikan kesadaran anti-bullying, penguatan keterampilan sosial, pengawasan dan intervensi dewasa, serta pengembangan kebijakan sekolah yang kuat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua siswa.Â
Dengan kerja sama yang baik dan tekad yang besar, kita dapat mengirimkan pesan kepada generasi mendatang bahwa penindasan tidak mendapat tempat di sekolah dan bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pemcara kompasiana semuanya dan salam sehat dan sukses buat para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H