Urbanisasi, sebuah fenomena peningkatan populasi perkotaan  secara dramatis, telah membawa perubahan besar dalam dinamika sosial masyarakat. Salah satu nilai tradisional yang banyak terpengaruh oleh proses urbanisasi adalah konsep gotong royong. Dalam konteks masyarakat perkotaan yang padat dan seringkali heterogen, nilai-nilai tradisional solidaritas sosial tersebut seringkali terganggu oleh tekanan modernisasi dan individualisme.Â
Dalam tulisan ini saya akan sedikit mendalami lebih dalam bagaimana urbanisasi mengubah konsep gotong royong dalam masyarakat perkotaan, membedah akar dari perubahan tersebut serta mencari solusi untuk menjaga keberlangsungan nilai gotong royong di lingkungan perkotaan yang semakin berkembang.
Perubahan Konsep Gotong Royong di Era Urbanisasi
Pada masyarakat perkotaan yang heterogen, konsep gotong royong seringkali tergantikan oleh kesalahpahaman dan ketidakpercayaan antar individu inti. Kecepatan hidup di kota besar menyebabkan orang cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi, mengesampingkan kebutuhan bersama dan rasa solidaritas. Keterpisahan sosial, mobilitas yang tinggi, dan sifat anonimitas perkotaan menciptakan jurang antarindividu yang sulit diatasi.
Selain itu, urbanisasi juga membawa berbagai tantangan baru. Lonjakan populasi yang tiba-tiba menyebabkan persaingan sumber daya, termasuk lapangan pekerjaan, rumah, dan pendidikan. Dalam konteks ini, orang cenderung mengutamakan diri sendiri dan keluarganya, mengorbankan nilai gotong royong yang pada dasarnya membutuhkan pengorbanan kolektif untuk kesejahteraan bersama.
Faktor-faktor yang  mempengaruhi perubahan konsep gotong royong
Beberapa faktor dasar yang mempengaruhi perubahan konsep gotong royong pada masyarakat perkotaan. Yang pertama adalah modernisasi teknologi. Dengan  semakin majunya teknologi, masyarakat cenderung mengandalkan solusi teknologi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada bantuan manusia dan interaksi sosial langsung.
Selain itu, mobilitas sosial juga memegang peranan penting. Masyarakat sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pekerjaan atau belajar, sehingga mengakibatkan hilangnya hubungan sosial dengan komunitas tempat mereka tinggal. Akibatnya, rasa tanggung jawab masyarakat lokal terhadap lingkungan  dan kepedulian terhadap keberlanjutan seringkali diabaikan.
Mengembalikan konsep gotong royong masyarakat perkotaan.
Untuk mengembalikan konsep gotong royong  masyarakat perkotaan diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Salah satunya adalah metode pendidikan. Masyarakat harus diberdayakan melalui pendidikan tentang pentingnya gotong royong dalam membangun kehidupan  berkelanjutan.Â