Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah sifatnya yang fleksibel , dimana pendekatan pendidikan yang memungkinkan siswa untuk memiliki lebih banyak kendali atas proses belajar mereka. Pendekatan ini tidak serta-merta berpusat pada peningkatan prestasi akademik siswa, tetapi lebih menekankan pada minat, kemampuan, dan bakat peserta didik dalam proses belajar mengajar. Prinsip ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa cita-cita pendidikan dan pengajaran yang baik adalah memerdekakan manusia.
Untuk mencapai tujuan ini, setiap instansi pendidikan formal harus dibekali dengan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap peserta didik. Selain menyediakan fasilitas dan alat pembelajaran sesuai minat siswa, intrumen pendidikan yang juga diharapkan mampu berperan besar dalam pencapaian cita-cita pendidikan di Indonesia adalah Guru Bimbingan Konseling (BK).
Sebagai seorang guru BK dalam membekali Kurikulum Merdeka pada siswa bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Guru BK memainkan peran penting dalam merancang kurikulum merdeka, bimbingan dan konseling harus berperan aktif mengakomodasi peserta didik sehingga mereka mampu memahami diri sendiri dan lingkungannya, merencanakan masa depan sesuai minat masing-masing, cakap bermasyarakat, dan menyelesaikan permasalahan.
Selain itu, guru BK juga berperan dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memberikan layanan konseling individual dan kelompok, bekerja sama dengan orang tua dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.
Dengan adanya Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pengembangan potensi siswa secara holistik, peran guru BK menjadi semakin penting dalam membantu siswa meraih kesuksesan pribadi dan akademik mereka.
Tantangan
- Pengembangan Keterampilan Penilaian yang Berbeda: Dalam kurikulum merdeka, penilaian tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan sosial emosional, dan kesejahteraan siswa. Guru BK perlu mengembangkan keterampilan penilaian yang sesuai untuk mengukur kemajuan siswa dalam aspek-aspek ini.
- Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran: Kurikulum Merdeka mendorong kolaborasi antara Guru BK dan Guru Mata Pelajaran untuk memberikan pendekatan pembelajaran yang terintegrasi. Guru BK perlu bekerja sama dengan Guru Mata Pelajaran untuk menyelaraskan Bimbingan dan Konseling dengan materi pelajaran yang diajarkanÂ
Solusi
- Memahami Konsep Kurikulum Merdeka: Guru BK perlu memahami konsep dasar diri Kurikulum Merdeka, termasuk pendekatan yang lebih mandiri, berbasis kompetensi, dan mengutamakan pengembangan karakter serta kecerdasan majemuk siswa.
- Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran: Kerja sama anatara Guru BK dan Guru Mata Pelajaran tentang strategi pembelajaran yang mendukungpengembangan kecerdasan emosional, sosial, dan kesejahteraan siswa.
Pada akhirnya, kolaborasi Guru Mata Pelajaran dan Guru BK di lingkungan sekolah yang didukung sarana dan prasarana memadai akan mewujudkan karakter peserta didik seperti tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H