Teori Attachment: Pandangan Mary Ainsworth dan John Bowlby
Teori attachment adalah salah satu teori psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami hubungan antara individu, khususnya antara orang tua dan anak. Teori ini dikembangkan secara signifikan oleh dua tokoh penting, yaitu John Bowlby dan Mary Ainsworth.
Latar Belakang Teori Attachment
John Bowlby, seorang psikoanalisis Inggris, dikenal sebagai pelopor teori attachment pada tahun 1950-an. Ia berargumen bahwa anak-anak dilahirkan dengan kebutuhan biologis untuk membentuk ikatan emosional dengan pengasuh utama mereka, biasanya ibu. Bowlby percaya bahwa hubungan ini sangat penting untuk perkembangan psikologis dan emosional anak. Ia mengemukakan bahwa attachment tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga untuk memberikan rasa aman dan stabilitas emosional.
Bowlby merumuskan konsep 'attachment' sebagai suatu ikatan yang kuat dan tahan lama yang terbentuk antara anak dan pengasuhnya. Ia menyatakan bahwa pengalaman awal dalam hubungan ini akan mempengaruhi bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain di masa dewasa. Bowlby juga memperkenalkan konsep 'internal working models', yaitu cara anak memahami diri mereka sendiri dan orang lain berdasarkan pengalaman attachment yang mereka miliki.
Penelitian Mary Ainsworth
Mary Ainsworth, seorang psikolog yang bekerja dengan Bowlby, melanjutkan penelitian tentang teori attachment melalui studi empiris. Salah satu penelitiannya yang paling terkenal adalah 'Strange Situation' (situasi asing), yang dilakukan pada tahun 1970-an. Dalam penelitian ini, Ainsworth mengamati interaksi antara bayi dan ibu mereka dalam situasi yang dirancang untuk mengevaluasi pola attachment.
Ainsworth mengidentifikasi tiga pola attachment utama:
Attachment Aman: Anak-anak dengan pola ini merasa aman dan nyaman ketika bersama pengasuh mereka. Ketika pengasuh pergi, mereka cenderung merasa cemas, tetapi segera merasa lebih baik ketika pengasuh kembali. Mereka menunjukkan kepercayaan dan keterikatan yang kuat.
Attachment Tidak Aman-Enggan: Anak-anak ini menunjukkan ambivalensi. Mereka tampak cemas ketika pengasuh pergi, tetapi ketika pengasuh kembali, mereka mungkin menunjukkan perilaku yang bertentangan, seperti mendekat tetapi juga menolak untuk berinteraksi.
Attachment Tidak Aman-Penghindar: Anak-anak dengan pola ini cenderung menghindari pengasuh mereka. Mereka tidak menunjukkan kecemasan ketika pengasuh pergi dan tidak mencari kedekatan ketika pengasuh kembali. Ini bisa menunjukkan pengalaman negatif dalam hubungan attachment.