Mohon tunggu...
Nita Laeli nur sholina
Nita Laeli nur sholina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Sunda di Tengah Modernisasi

22 Juni 2022   18:52 Diperbarui: 22 Juni 2022   19:08 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modernisasi ada rasa ketakutan akan hilangnya kebudayaan asli Indonesia salah satunya budaya sunda. Dengan adanya teknologi yang canggih masyarakat lebih terfokuskan pada telepon genggamnya masing-masing tanpa memikirkan lingkung sekitar, hilangnya rasa kepedulian kepada sekitar, dan menggantungkan diri dengan teknologi. 

Orang-orang yang berbudaya Sunda biasanya mencintai kebersamaan serta ramah tamah, hilang sudah rasa tersebut di era sekarang. Sudah jarang sekali masyarakat melakukan gotong royong untuk saling membantu, bahkan berkumpul untuk menjalin tali persaudaraan pun sulit karena sudah disibukan oleh teknologi. 

Lambat laun jika budaya positif yang kita miliki tidak dipertahankan atau lestarikan akan sirnah begitu saja dimakan oleh waktu. Begitu pula kebudayaan Sunda yang kita miliki jika tidak dilestarikan akan punah hanya tinggal sejarah dan kenangan. 

Seperti baju pangsi yang biasanya dipakai oleh kaum pria sunda saat ini sudah jarang dipakainya hanya saat acara kebudayaan tertentu saja. Masyarakat akan lebih memilih fashion model yang terbaru dan trandi untuk dipakainya. 

Terkadang masyarakat tidak bijak dalam menggunakan teknologi (internet) selalu mementingkan dunia maya dibandingkan dunianya. Memang benar adanya, kita sudah masuk di era teknologi yang begitu maju, namu ada beberapa yang perlu kita kembangkan dan inovasikan salah satunya adalah kebudayaan agar tidak punah begitu saja.

Kebudayaan Sunda seperti tari Jaipong dan tari Bajidor Kahot jika tidak dilestarikan akan hilang begitu saja, sudah jarang anak muda ingin mengenal tari daerah dan lebih fokus kepada tari modern yang sekarang sedang ramai diperbincangkan. 

Ada beberapa pemuda pemudi yang tetap melestarikannya mencintai budayanya, mau belajar, mau mengembangkan tari daerah ke kancah internasional dengan mengikuti atau mengadakan event-event internasional seperti ikut memeriahkan Festival Budaya dan Seni Internasional ke-7 (the 7th Aswan International Festival of Culture and Arts) yang di gelar di Provinsi Aswan, Mesir. Dengan begitu tari daerah akan semakin dikenal di kancah internasional dan menjadi prestasi yang membanggakan.

Alat musik tradisonal angklung saat ini dilestarikan dengan baik. Karena beberapa musisi jalanan atau pun papan atas, memadukan suara angklung dengan instrumen modern yang begitu indah di dengar. 

Ada musisi jalanan yang sering ditemukan meggabungkan alat musik angklung dengan alat musik yang lebih moder dan menghasilkan nada yang selaras. Hal tersebut merupakan upaya pelestarian serta inovasi alat musik tradisional di era modernisasi.

Wayang golek "si cepot" pernah memiliki acar sendiri di sebuah stasiun televisi swasta yang menggambarkan betapa lucunya wayang tersebut, dengan beberapa guyonan untuk penontonnya sehingga membuat acara tersebut sangat di sukai. 

Wayang golek ini pun beberapa kali hadir didalam channel youtube yang berjuta kali ditonton. Hal tersebut termasuk usaha dalam melestarikan kebudayaan wayang golek yang semakin hari semakin sulit ditemukan hanya dalam event budaya dan acara pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun