Daun tidak berteriak pada akar untuk mempercepat proses pertumbuhannya.
Bunga tidak meminta serangga untuk datang dan mempercepat proses pembuahannya, ataupun dia tidak
menyuruh angin untuk menerbangkan serbuk sarinya dan melekatkan diri pada putik dengan cepat. Tidak..
Semua itu dijalani dengan proses yang tepat waktu. Tidak juga lambat ataupun cepat, tapi tepat!
Terkadang aku merasa paling tau, paling paham mengenai semua hal. Tidak begitu.
Anugerah, hadiah itu datang tepat. Sedih dan duka pun demikian. Karena dia akan mendatangkan kebahagiaan dengan tepat. Sehingga tidak berlebih ataupun kurang. Semuanya pas.
Egoku menyibukkan diri atas sesuatu yang bahkan akupun seingkali tidak tahu untuk apa. Tragis.
Terkadang aku takut atas penilaian orang lain terhadap diriku. Sehingga hal itu justru menjadi belenggu.
Bermula dari pikiran! Pikiran liar yang tanpa sadar menguar.
Menerima diri menjadi sebuah kesakitan yang seharusnya justru menjadi sebuah kelegaan. Kelegaan menerima diri. Menerima baik itu kelebihan, maupun kelemahan. Tidak ada satupun manusia yang sempurna. Tidak ada.
Menerima kelemahan yang berjalan beriringan dengan kelebihan. Sehingga keduanya bisa kupeluk sesuai waktunya. Seperti mekar bunga yang memerlihatkan indahnya tanpa paksaan, dan kupu-kupu yang memamerkan kepak sayapnya indahnya tanpa perintah. Semua tepat
Kesaadaran yang memerlukan waktu dan proses. Berhenti kala menutup mata. Semua ada waktunya.
3 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H